Jakarta, Gatra.com - Karya sinema Indonesia kembali unjuk gigi di ajang internasional. Kali ini, tujuh karya sinema pendek Indonesia tercatat ikut serta pada ajang Clermont Ferrand International Short Film Festival 2023, di Paris, Perancis.
Tiga film pendek diantaranya merupakan jebolan kompetisi produksi yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi(Kemdikbudristek) berjudul Ride to Nowhere, Toya dan Roh Seninya, serta Teh Tawar untuk Akong. Sedangkan judul film pendek lainnya yakni Dancing Colors, Bawang Merah Bawang Putih, Jamal, dan Nusa Antara.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbudristek, Hilmar Farid mengatakan, prestasi ini menunjukan kemampuan film-film nasional dapat terus unjuk gigi di pentas internasional. Hal ini pun yang akan memacu pihaknya untuk terus memperkuat ekosistem perfilman Indonesia.
“Kita lihat saat ini, selalu muncul produksi film-film berbobot dan mengedukasi dari para sineas di tanah air. Di sini, pemerintah akan berupaya memfasilitasi sineas itu agar dapat menuangkan pemikiran kreatifnya,” ujar Hilmar saat dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (4/2).
Selain itu, Hilmar juga menilai berbagai andil karya sinema Indonesia dalam festival internasional membuktikan kualitas film Indonesia sama hebatnya dengan negara lain yang telah berpengalaman memproduksi filmnya.
Hilmar menuturkan, partisipasinya film pendek pada kancah dunia berpengaruh besar dalam menunjukkan karakter Indonesia sebagai bangsa kaya budaya dan etika masyarakatnya kepada negara-negara di dunia melalui karya seni.
“Saya apresiasi semangat sineas Indonesia untuk kontribusi karya berkualitasnya meski kita semua beberapa tahun terakhir diuji situasi pandemi Covid-19. Ternyata kegigihan memberi karya hebat yang mampu mengharumkan nama Indonesia di tingkat Internasional selalu berkobar,” tutur Hilmar.
Keberhasilan pada festival internasional di Perancis kali ini, mengulang hal yang sama ketika lima film Indonesia juga masuk dalam perhelatan Busan International Film Festival (BIFF), di Korea Selatan, pada Oktober tahun lalu.
Sementara itu, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemdikbudristek Ahmad Mahendra menyampaikan, komitmen untuk selalu mendukung para sineas nasional dalam karya produksinya akan terus hadir. demi kepentingan seni budaya Indonesia di level global.
“Ini merupakan dukungan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media dalam mengapresiasi para aktris dan sineas Indonesia yang telah berkarya serta membawa nama baik Indonesia di dunia internasional,” papar Mahendra.
Wujud fasilitas serupa dari Kemdikbudristek juga pernah disematkan kepada insan sinema tanah air lain guna menghadiri penayangan filmnya di beberapa festival internasional.
Sebut saja di beberapa film seperti 108 days dan Evacuation of Mama Enola yang masuk dalam Sundance Film Festival, di Amerika Serikat, serta International Film Festival Rotterdam (IFFR), di Belanda.
Kemudian diikuti film lain yaitu Like and Share, Sri Asih, Deadly Love Poem, Mayday! Mayday! Mayday! dan The Myriad of Faces of The Future Challengers, yang juga masuk dalam IFFR 2023.