Jakarta, Gatra.com – Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah resmi mencabut status Covid-19 sebagai kondisi kedaruratan kesehatan global pada Jumat kemarin, (5/5). Kondisi tersebut berlangsung lebih dari tiga tahun. WHO pertama kali menyatakan Covid-19 sebagai kedaruratan kesehatan global pada 30 Januari 2020 lalu.
“Dengan harapan yang sebesar-besarnya saya nyatakan bahwa Covid-19 telah usai sebagai kedaruratan kesehatan global,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dilansir Reuters, Sabtu, (6/5/2023).
Menanggapi hal itu, eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengatakan bahwa meskipun WHO telah mendeklarasikan Covid-19 sudah berakhir, ada beberapa hal yang masih wajib untuk diperhatikan.
“Pertama, walaupun COVID-19 bukan lagi kedaruratan kesehatan global, tetapi virusnya masih ada, penyakitnya masih ada, pasien masih akan tetap ada, dan bahkan kematian akibat COVID-19 di Indonesia dan dunia masih akan ada, hanya jumlahnya menjadi sedikit dan situasi kesehatan terkendali,” ujar Tjandra dalam keterangan resminya Jumat malam, (5/5/2023).
Di samping itu, Tjandra mengatakan bahwa dengan berakhirnya staus Covid-19 sebagai kedaruratan kesehatan global, maka ilmu pengetahuan di bidang virus ini tetap harus berkembang. Terlebih lagi karena penyakitnya masih terbilang baru, yakni tiga tahun. “Kita masih harus terus menggali ilmu tentang banyak hal, termasuk long Covid, sampai kapan vaksin perlu diulang, dll,” katanya.
Dengan berakhirnya Covid-19, kata Tjandra, pemerintah dan masyarakat Indonesia harus tetap waspada dengan potensi munculnya penyakit-penyakit menular lainnya. Ia mengimbau agar pemerintah terus menjalankan upaya pengendalian, termasuk pengendalian terhadap penyakit menular lain selain Covid-19.
Tjandra mengingatkan bahwa masih ada kemungkinan terjadi pandemi lagi di masa yang akan datang. Hanya saja, ia tak tahu kapan itu akan terjadi dan apa penyebab utamanya. Oleh karena itu, ia menyarankan agar pemerintah terus melakukan program pencegahan dan persiapan. “Supaya kalau ada pandemi lagi tidaklah seberat COVID-19,” kata Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu.
Tjandra juga punya pesan bagi masyarakat. Ia mengimbau masyarakat agar memprioritaskan gaya hidup sehat. “Untuk kita anggota masyarakat luas, marilah kita terus menjaga pola hidup sehat. Ingatlah, kesehatan adalah aset amat berharga dan perlu kita pelihara baik-baik,” katanya.