Madiun, Gatra.com – Ketua Umum Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) R Moerdjoko HW menyatakan sikapnya atas peristiwa bentrok yang melibatkan kelompok perguruan silat PSHT dengan suporter sepak bola Brajamusti beberapa hari yang lalu.
Dalam video yang diunggah akun Instagram resmi @pshterateindonesia itu Moerdjoko menjelaskan tujuh poin sikap yang diambil oleh pihak PSHT Pusat. Beberapa hal yang ia terangkan di antaranya menjelaskan bahwa pihaknya secara penuh menyerahkan apa yang terjadi di Yogyakarta pada pihak yang berwajib atau aparat kepolisian.
Ia juga meminta pada aparat kepolisian untuk menindak secara tegas kepada oknum yang terbukti bersalah sesuai aturan atau ketentuan hukum yang berlaku. Selain itu pihaknya juga meminta agar anggota dan warga PSHT untuk tidak terprovokasi terhadap pemberitaan yang muncul di media sosial.
“Mengingatkan kepada seluruh anggota atau warga Persaudaraan Setia Hati Terate untuk tidak terprovokasi terhadap pemberitaan yang muncul di sosial media yang bersifat ajakan, adu domba, serta intimidasi yang dapat mengganggu stabilitas kamtibmas dalam suatu wilayah yang mengatasnamakan organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate,” terangnya dalam video berduarasi empat menit lebih itu.
Moerdjoko juga menyebutkan bahwa pihaknya melarang anggota atau warga PSHT melakukan unjuk rasa secara massal di kantor kepolisian yang bersifat provokatif. Pihaknya juga melarang anggota atau warga organisasi silat itu untuk melakukan konvoi secara massal dan menggunakan atribut organisasi dalam kegiatan yang bersifat pribadi atau kelompok di luar kegiatan organisasi PSHT.
“Apabila ada anggota atau warga Persaudaraan Setia Hati Terate yang telah terbukti melanggar aturan, adat, tradisi serta wasiat Persaudaraan Setia Hati Terate, maka dengan tegas Pimpinan Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate akan mencabut haknya sebagai anggota atau warga Persaudaraan Setia Hati Terate seutuhnya,” tegasnya.
Ia mengimbau agar seluruh anggota/warga PSHT di manapun berada untuk dapat menjaga situasi dan kondisi kamtibmas yang kondusif di wilayah masing-masing. Terakhir, Moerdjoko menjelaskan agar apabila terjadi permasalahan di wilayah masing-masing anggota/warga Persaudaraan Setia Hati Terate agar berkoordinasi dengan pengurus di wilayah tersebut dan tidak bertindak anarkis atau main hakim sendiri.
Seperti diketahui, bentrokan yang melibatkan warga PSHT dengan suporter bola Brajamusti terjadi di Taman Siswa Minggu (04/06/2023) lalu. Diduga, pemicu dari bentrokan di tengah Kota Yogyakarta tersebut, berawal dari keributan yang terjadi di objek wisata Pantai Parangtritis, yang melibatkan seorang anggota PSHT yang menjadi korban pengeroyokan sejummlah suporter bola, Brajamusti pada Minggu (28/5/2023).