Jakarta, Gatra.com - Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Ade Reza Haryadi mengatakan setelah resmi pemilu menjadi sistem terbuka maka memberikan dampak elektoral bagi partai. Salah satunya PAN karena menjadi partai yang menyuarakan sejak lama terkait sistem pemilu di Indonesia untuk terbuka.
"Dengan demikian, sistem pemilu terbuka ini sesungguhnya secara politik akan memberi dampak elektoral yang fair bagi semua parpol, termasuk bagi PAN sebagai bagian dari 8 parpol yang mendukung sistem pemilu terbuka," kata Ade melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (17/6).
Ketua Umum (Ketum) PAN, Zulkifli Hasan diketahui sebelumnya menyampaikan Indonesia telah menerapkan sistem proporsional terbuka untuk pemilu sejak 2009. Ia menilai dengan sistem tersebut, pemilu masih aman dan sangat terima baik oleh masyarakat Indonesia.
"Sistem proporsional terbuka adalah sistem terbaik dalam pembangunan demokrasi saat ini. Bukan sistem proporsional tertutup yang mengebiri suara rakyat, menjadikan pemilu terdistorsi dari prinsip demokrasi konstitusional," ujar Zulkifli Hasan.
Konsisten dalam sistem proposional terbuka, masyarakat tidak seperti membeli kucing dalam karung. Zulhas menyebut masyarakat bisa mengetahui secara langsung siapa tokoh yang akan dipilih.
Tetap mendukung pemilu terbuka, potensi pemilih PAN mengalami kenaikan seiring waktu mendekati ajang Pemilu 2024. Hal itu dibuktikan oleh survei nasional Indonesia Political Opinion (IPO), elektabilitas PAN menjadi 5,0 persen yang digelar 5—13 Juni 2023.
Menyitir hasil survei IPO, PAN memiliki pendukung besar dari warga Muhammadiyah yang saat ini masih berhubungan erat. PAN juga punya pendukung lain seperti generasi muda, kaum perempuan, pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan warga Nahdlatul Ulama (NU).