Jakarta, Gatra.com – Yayasan Ronald McDonald House Charities (RMHC) Indonesia meluncurkan “Ceriakan Dunianya” agar anak-anak dapat mengekspresikan perasaannya. Kampanye ini dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional pada 23 Juli 2023.
“Bertepatan dengan Hari Anak Nasional ini, kami juga kick off untuk campaign tahun ini 'Ceriakan Dunianya',” kata Ratih P. Negara, Kepala Program Yayasan RMHC.
Ia menjelaskan, kampanye tersebut khususnya bagi anak-anak yang tengah sakit, terkhusus lagi sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dan beberapa rumah sakit lainnya yang menjadi mitra, yakni Rumah Sakit di RSUP Fatmawati dan RSUP Prof. dr. IGNG Ngoerah, Denpasar, Bali.
“Anak-anak yang sakit pasti menahan kesakitan itu tidak nyaman dan untuk melakukan sesuatu itu enggak nyaman. Melalui campaign 'Ceriakan Dunianya' kita ingin mengajak anak-anak menggambar,” katanya.
Ternyata, lanjut Ratih, tidak semua anak itu tidak bisa menceritakan secara lugas melalui lisan soal perasaan dan rasa sakit yang dirasakan. Biasanya mereka mengungkapkan itu dengan gambar supaya mereka bebas mengekspresikan apa yang dipikirkan dan dirasakannya.
“Kami ingin memberikan ruang bagi anak-anak untuk mengungkapkan perasaan mereka, dengan cara yang paling sederhana melalui menggambar,” kata Ratih.
Pihaknya terus mengajak anak-anak untuk rutin menggambar guna melatih anak bahwa ada pilihan media untuk mengekspresikan perasaannya. “Ini untuk terapi dia juga,” ujarnuya.
Ia menjelaskan, pihaknya menjalin kerja sama dengan RSCM dan dua rumah sakit di atas dalam menyediakan rumah singgah bagi anak dan keluarganya yang tempat tinggalnya jauh ketika menunggu giliran pemeriksaan atau berobat di tiga RS tersebut.
“Kita ingin anak-anak yang sedang dirawat, yang sedang kritis, mereka bisa tapi dengan kelurga yang dekat dengan mereka. Oleh karena itu kami membangung house, rumah singgah,” katanya.
Ratih dalam konferensi pers pada akhir pekan ini di Jakarta, mengatakan, ketika menunggu di rumah singgah, anak-anak akan merasa jenuh jika tidak ada sarana untuk membuatnya senang. Kondisi itu dapat mengganggu psikologis dan memengaruhi pada kecepatan kesembuhan anak.
Untuk itu, kali ini pihaknya memberikan peralatan untuk menggambar selain sejumlah mainan dan buku bacaan anak-anak yang tersedia di rumah-rumah singgah di atas.
Sedangkan tujuan pendirian rumah singgah, lanjut Ratih, agar para keluarga pasien yang dirawat inap di rumah sakit dapat tidur dan memiliki tempat istirahat yang lebih nyaman dan menghemat biaya.
Di rumah singgah RMHC yang ada di RSCM, anak dan dua orang dari keluarga pendamping dapat mendapat fasilitas kamar, ruang cuci hingga dapur. “Di Gedung Pusat Kesehatan Ibu dan Anak (PKIA) Kiara RSCM kita menyebutnya Rumah Kiara mulai beroperasi 2017, di sini kami ada 12 kamar,” katanya.
Adapun persyaratan dapat menggunakan rumah singgah RMHC tersebut, lanjut Ratih, paling utamanya adalah jarak rumah pasien dengan rumah sakit dan pasien tidak mengidap penyakit menular.
“Ada beberapa persyaratan, salah satu syarat utama jarak rumah pasien dengan RSCM itu minimal 15 kilometer. Penyakitnya tidak boleh penyakit menular,” ujarnya.
Ratih mengungkapkan, pihaknya tidak bisa melayani semua keluarga pasien anak di RSCM karena keterbatasan ruangan dan berbagai fasilitas lainnya, sehingga sering harus daftar tunggu (waiting list) terlebih dahulu.
“Kami koordinasikan dengan perawat, ini syarat-syarat kami, jika ada yang membutuhkan silakan kontak kami. Kami terima rekomendasi dari rumah sakit, biasanya penuh bahkan waiting list sampai 4-5,” katanya.
Dia berharap melalui aktivitas itu, RMHC dapat membantu menciptakan lingkungan yang positif, memberi semangat untuk kesembuhan dan memberikan dukungan bagi masa depan anak yang lebih baik.
Dalam menjalankan kegiatan itu, RMHC Indonesia pun berkomitmen untuk menjaga kebersamaan dengan keluarga sebagai salah satu esensi didirikannya yayasan tersebut.
Psikolog klinis Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Psi, yang juga hadir pada acara kick off “Ceriakan Dunianya” menjelaskan dukungan dari keluarga dan lingkungan kepada anak sangat penting.
Saat anak-anak menjalani perawatan, mereka sering kesulitan untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Oleh sebab itu, menggambar bisa menjadi salah satu cara anak-anak mengungkapkannya.
“Melalui kegiatan gambar-menggambar bersama RMHC Indonesia, RMHC membantu mereka mengekspresikan perasaan bahagia bersama keluarga dan orang terdekat, yang menjadi sumber inspirasi,” katanya.
Psikolog yang karib disapa Nina ini, mengungkapkan, kegiatan ini membantu meningkatkan kondisi emosional anak selama masa perawatan sehingga mereka merasa lebih baik dan terdukung.
Nina juga memaparkan bahwa menggambar bisa membangun hubungan antara orang tua dan anak, terlebih apabila orang tua dan anak melakukannya bersama-sama dalam satu median.
Ketika menggambar bersama, biarkan anak tetap menggambar lebih banyak dari orang tua agar kreativitasnya terbangun dan sang anak tidak merasa gambarnya jelek atau merasa apapun yang dia lakukan akan selalu dibantu oleh orang tua.
“Hasil gambarnya juga bisa menjadi kenangan manis. Bisa disimpan proyek gambar bersamanya itu. Kalau perlu dipajang sehingga bisa kita banggakan. Anak juga akan merasa dia menjadi bagian dari keluarga,” kata Nina.