Palembang, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), mengklaim Nilai Tukar Petani (NTP) Sumsel pada bulan Juli 2023, mengalami kenaikan sebesar 1,95 persen dibandingkan NTP pada bulan lalu, yaitu dari 103,60 menjadi 105,62.
“Untuk kenaikan NTP per Juli 2023 dipengaruhi oleh kenaikan NTP yang cukup besar pada subsektor hortikultura sebesar 2,12 persen dan perkebunan 2,82 persen,” ujar Kepala BPS Provinsi Sumsel, Wahyu Yulianto di Palembang, Rabu (2/8).
Berdasarkan data yang dirilis BPS provinsi setempat untuk NTP yang mengalami penurunan yaitu pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,61 persen, peternakan 0,49 persen, perikanan 0,24 persen, perikanan tangkap 0,18 persen dan perikanan budidaya 0,29 persen.
“Sedangkan untuk NTUP (Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian) Provinsi Sumsel per Juli 2023 sebesar 105,15 atau naik 2,16 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya,” katanya.
Baca Juga: Gubernur Sumsel: Data Akurat BPS Jadi Navigasi Pemerintah Tentukan Kebijakan
Selain merilis data NTP di Juli, lanjutnya, BPS Provinsi Sumsel juga merilis data impor migas Juni 2023 senilai US$0,96 juta, turun 83,25 persen dibandingkan pada Mei 2023, dan turun 45,64 persen dibandingkan Juni 2022 lalu.
“Impor nonmigas Juni 2023 senilai US$45,01 juta, turun 49,06 persen dibandingkan Mei 2023, dan turun 51,56 persen dibandingkan Juni 2022,” ujarnya.
Dikatakannya, tiga negara pemasok barang impor terbesar selama Januari hingga Juni 2023 adalah Tiongkok US$154,35 juta (43,41 persen), Malaysia US$26,28 juta (7,39 persen) dan Thailand US$25,67 juta (7,22 persen).
Baca Juga: BPS Jadikan Sumsel Role Model Membangun Data dari Desa
Selain itu, nilai impor dari ASEAN pada Januari hingga Juni 2023 sebesar US$101,63 juta (28,58 persen) dan Uni Eropa US$40,56 juta (11,41 persen).
“Neraca perdagangan di Sumatera Selatan pada Juni 2023 mengalami surplus US$502,48 juta berasal dari sektor nonmigas US$458,93 juta dan sektor migas sebesar US$43,55 juta,” katanya.