Semarang, Gatra.com - Staf Khusus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA), Samuel Wattimena mengaku hasil kerajinan batik Kabupaten Siak tidak kalah dengan yang ada di Pulau Jawa.
Menurutnya, sebagai daerah pemula yang membuat batik, Siak terbilang sukses dengan hasil yang diperlihatkan pada pameran dan bazar UMKM serta galeri industri kreatif di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-X Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) di Kawasan Kota Lama atau Little Netherland, Kota Semarang, Jawa Tengah.
"Pada dasarnya Siak bukan pengrajin batik. Tapi tenun dan songket. Tapi dari hasil yang dipamerkan, batik khas Siak sangat bagus, luar biasa," kata Samuel kepada Gatra.com, Selasa (22/8).
Lantaran itu, perancang busana legendaris Indonesia ini meminta agar Siak terus mengembangkan batik asli daerahnya.
"Sekarang tergantung pemerintah daerah. Mau sampai dimana hasil karya ini dikembangkan. Kalau menurut saya, memang harus dikembangkan," pintanya.
Ketua Dekranasda Siak, Rasyidah Alfedri mengatakan, tenun dan batik yang dipamerkan pada acara JKPI tahun ini memang hasil karya pengerajin Kecamatan Sungai Apit.
"Untuk batik, alhamdulillah, semua kecamatan sudah punya ciri khas atau motif sendiri. Dayun misalnya, punya batik motif semangka. Rata-rata pengerajin batik dan tenun di Siak dilatih oleh Dekranasda Siak," terang istri Bupati Siak ini.
Bupati Siak Alfedri tidak menampik bahwa batik Siak masih tahap berkembang. Meski begitu, ayah satu anak ini optimis batik asal Siak akan menjadi produk UMKM yang bisa dipasarkan hingga keluar daerah.
"Keyakinan ini bukan tanpa dasar. Sebab pemerintah daerah dan Dekranasda kerap melakukan pelatihan untuk pengerajin batik di tiap kecamatan. Begitu pula dengan tenun, dukungan dari Dekranasda juga sangat baik. Setiap kecamatan malah sudah diberikan mesin pengerajin tenun," ungkapnya.