Jakarta, Gatra.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bahwa, target lifting minyak yang telah tercantum dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 yakni sebesar 625.000 barel minyak per hari (Barel Oil Per Day/BOPD) merupakan target realistis untuk bisa dicapai.

Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan bahwa, dari tahun ke tahun antara target APBN dengan realisasi lifting minyak memiliki gap yang cukup jauh.

"Dari cara berpikir begitu, kita mencoba bagaimana kalau misalnya dari sisi targetnya relatif lebih realistis angkanya itu betul-betul bottom up di sesuaikan dgn usulan dari KKKS yang melalui technical work program and budget dan sebagainya," katanya dalam acara media briefing dengan tema “Industri Migas Sangat Vital Bagi Pertumbuhan Ekonomi dan Transisi Energi” di Jakarta Pusat, Rabu (23/8).

Menurut Nanang, untuk merealisasikan target lifting minyak tersebut harus membutuhkan perhitungan. Ia melihat, untuk target lifting minyak 2024 belum adanya proyek-proyek besar yang akan on stream di 2024.

Meskipun, kata Nanang, Lapangan Hidayah yang direncanakan akan berkontribusi sebanyak 20 hingga 22 ribu BOPD, namun on streamnya terjadi di akhir 2024 atau 2025.

"Sehingga kita tetap harus realistis, kalau 2024 belum ada lagi projek yg seperti Banyu Urip atau mendekati Hidayah, dan lain sebagainya, maka yang terjadi adalah kita memang sedang survive," ujarnya.

Namun di sisi lain, berdasarkan outlook yang yang dibuat, target lifting minyak tahun ini sekitar 620-621 ribu BOPD. Sehingga penetapan target lifting minyak sebanyak 625 ribu BOPD tersebut tetap meningkat dibanding realisasi tahun ini.

"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, 2022 pencapaian kita kan lifting kita di 612 jadi tetap meningkat. Kalau misalnya outlook bisa dicapai, 31 Desember nanti itu adalah di 621 kemudian tahun depan kita menargetkan di 625 dan insya allah tercapai itu akan memberikan motivasi yang luar biasa," pungkasnya.