Marrakesh, Gatra.com - Hingga hari ketiga bencana gempa yang mengguncang Maroko, jumlah korban jiwa telah mencapai 2.122 orang dan lebih dari 2.421 orang terluka,kebanyakan dalam kondisi parah dan kritis.
Lokasi gempa yang berada di kawasan terpencil,membuat bantuan baik bahan pokok maupun peralatan berat, sulit untuk mencapai lokasi. Padahal alat berat juga diperlukan untuk mulai menggali kuburan massal para korban meninggal.
Sementara itu, mereka yang selamat sangat membutuhkan bantuan air dan makanan serta bahan pokok lainnya. “Tidak ada yang tersisa. Orang-orang kelaparan, anak-anak butuh air,”ujar seorang korban selamat kepada BBC.
Gempa 6,8M yang terjadi pada Jumat pekan lalu, terburuk dalam 60 tahun, menimpa area terpencil di daerah pegunungan di selatan kota tua Marrakesh, yang merupakan situs Warisan Dunia Unesco.
Gempa dahsyat ini merubuhkan bangunan dan batu-batu dari pegunungan High Atlas, menutup jalan-jalan yang merupakan akses bantuan ke lokasi. Alhasil, lokasi bencana makin terisolasi.
Rumah sakit lokal juga disebutkan tidak layak untuk dimasuki karena kondisinya rusak, sehingga korban banyak yang dirawat di tenda di halaman rumah sakit. Para tenaga kesehatan nampak kewalahan menangani korban.
Bantuan internasional mulai dikirim, terutama tim SAR penyelamat dari berbagai negara, seperti Inggris, Spanyol, Qatar yang menyebutkan sudah mendapatkan permintaan resmi dari pihak pemerintahan Maroko.
Raja Maroko King Mohamed VI telah memutuskan untuk masa berkabung selama 3 hari.