Jakarta, Gatra.com - Pemerintah tengah mengejar tercapainya target penurunan stunting ke angka 14 persen pada tahun 2024 mendatang. Jika ditarik pada angka di tahun 2022, angka stunting sebelumnya masih berada di angka 22,6 persen. Namun, jika menilik proyeksi di tahun 2023 ini, penurunan angka stunting diharapkan berada di angka 17,8 persen.
Artinya, pemerintah masih harus mengejar selisih persentase sebesar 3,8 persen guna merealisasikan target yang telah dipatok tahun depan. Manajer Program Sekretariat Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Ipin Z.A Husni mengatakan, pemerintah masih sangat optimis bahwa target penurunan stunting ke angka 14 persen bisa tercapai.
"Kita punya pengalaman menurunkan stunting sebesar 3,1 persen di periode 2018-2019. Berangkat dari itu, pengalaman ini jadi modal kita untuk memacu penurunan stunting sebesar 3,8 persen hingga agustus 2024 mendatang," ujar Ipin dalam konferensi pers di kantor BKKBN, Jakarta, Senin (11/9).
Optimisme tersebut pun dilatarbelakangi oleh komitmen serta infrastruktur penanganan stunting yang kian kuat belakangan ini. Jika berkaca pada keberhasilan penurunan 3,1 persen di tahun sebelumnya, modal kekuatan ini yang dipercaya mampu menjadi bekal untuk menurunkan angka stunting sebesar 3,8 persen tersebut.
Selain itu, ia juga menyebut, kunci penurunan stunting ada pada peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk mengedukasi keluarga tentang pentingnya pola asuh dan gizi. Intervensi ini pun yang kemungkinan besar akan menjadi langkah yang digalakkan kedepan.
Ia menjelaskan, TPK punya tiga peran utama diantaranya pendampingan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang kesehatan termasuk stunting kepada keluarga, pendampingan layanan rujukan kepada keluarga, dan pendampingan kepada keluarga untuk mendapatkan bantuan sosial.
"Langkah intervensi melalui TPK ini dampaknya banyak. Seperti pafa pada pola asuh dan pantauan gizi, serta perkembangan anak," tuturnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (Adpin) BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso menambahkan bahwa penurunan stunting bisa tercapai apabila seluruh pihak membuat strategi dnegan tetap mengacu pada lima pilar terkait stunting sesuai dengan rencana strategis nasional.
Lima pilar kebijakan tersebut diantaranya komitmen dan visi penurunan stunting, komunikasi perubahan perilaku dan ketiga, konvergensi intervensi spesifik dan sensitif, peningkatan ketahanan pangan dan gizi dan penguatan dan pengembangan sistem data informasi dan riset.
Ditambah, penting juga ditekankan kepada seluruh kepala daerah untuk terus memprioritaskan sasaran kepada keluarga berisiko stunting dan calon pengantin.
"Jadi, perlu diingatkan kepada kepala daerah untuk memfokuskan program kepada keluarga risiko stunting dan calon pengantin," tegasnya.