Jakarta, Gatra.com – Investment Connoisseur PT Moduit Digital Indonesia (Moduit), Gaby Suhartanto, mengatakan, pihaknya akan menambah produk investasi dan jumlah advisor guna meningkatkan kuantitas nasabah individu maupun institusi.

“Kami akan melakukan strategi melengkapi produk dan menambah jumlah advisor,” kata Gaby di Jakarta, Rabu (20/9).

Meski demikian, lanjut Gaby, pihaknya tidak sembarangan menghadirkan produk finansial untuk pengguna. Layaknya sebuah butik, Moduit akan mengkurasi produk-produk investasi yang kualitasnya terjamin.

“Moduit ini berbeda, memosisikan diri sebagai butik, bukan seperti super market. Jadi memang produk-produk atau solusi yang kita over ke klien, kita berusaha untuk mengurasi dan make sure bahwa memang kita only yang kualitasnya memang terjamin,” ujarnya.

Sedangkan untuk advisor atau penasihat investasi Moduit, kata Gaby, berlisensi dan profesional. Mereka telah terbukti membantu puluhan ribu klien individu dan institusi mencapai kebutuhan finansialnya.

“Kami menggabungkan teknologi dan advisor berpengalaman dalam memberi nasihat investasi. Terlebih, saat ini kami sudah berusia 18 tahun lebih pada industri finansial,” ujarnya.

Dari sisi produk, lanjut Gaby, pihaknya menyediakan produk finansial lengkap melalui kerja sama antara lain dengan 19 manajer investasi.

“Tercatat, dari sekitar 40 ribu pengguna atau klien kami, sebanyak 90% yakni ritel memilih produk investasi reksadana dan obligasi. Rata-rata investasi mereka sekitar Rp50 juta,” ujarnya.

Adapun 10% pengguna lainnya merupakan kelompok investor masyarakat high net worth individual (HNWI) atau orang yang memiliki kekayaan dalam jumlah besar.

“Rata-rata investasi mereka pada produk keuangan kami yakni di atas Rp1 miliar, dengan rentang waktu bervariasi,” kata Gaby.

Ia mengungkapkan, kelompok HNWI ini merasa aman dengan pilihan produk finansial mereka karena Moduit memiliki lisensi APERD, serta penasihat investasi dan mitra pemasaran perantara pedagang efek level 2.

“Juga yang penting, Moduit berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika,” katanya.