Palembang, Gatra.com - Sebagian kabupaten /kota di provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) akan mengalami kekeringan meteorologis karena diperkirakan akan terjadi peningkatan suhu panas ekstrem selama 30 hari ke depan.
Berdasarkan monitoring yang dilakukan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel, dimana Hari Tanpa Hujan (HTH) secara berturut-turut diprediksi akan berlangsung pada dua dasarian atau 30 hari ke depan.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan Wandayantolis mengatakan, akibat HTH ini terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis di tujuh Kabupaten kota di Sumsel.
"Adapun 7 Kabupaten atau kota yang tidak terjadi hujan tersebut meliputi Palembang, Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur dan OKU Selatan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (3/10).
Baca Juga: Bencana Kekeringan, Tiga Daerah di Kalsel Mulai Kesulitan Air Bersih
Untuk di Palembang, wilayah kecamatan yang tidak terjadi hujan adalah Gandus yang diperkirakan 40 hari tanpa hujan, Seberang Ulu 1 selama 34 hari tanpa hujan, dan Sematang Borang selama 23 hari tanpa hujan.
"Kemudian, Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin 22 hari tanpa hujan dan Sembawa 33 hari tanpa hujan," jelasnya.
Untuk di Kabupaten Ogan Ilir, Kecamatan Indralaya selama 35 hari tanpa hujan, Indralaya Utara 39 hari tanpa hujan, Muara Kuang 36 hari tanpa hujan, Tanjung Batu 35 hari tanpa hujan, Sungai pinang 36 hari tanpa hujan.
Kabupaten OKI, Kecamatan Jejawi 35 hari tanpa hujan, pampangan 38 hari tanpa hujan, Pangkalan Lampam 36 hari tanpa hujan, Tulung Selapan 32 hari tanpa hujan.
Lalu di Kabupaten OKU, Kecamatan Batang 35 hari tanpa hujan. Selanjutnya, Kabupaten OKU Timur, Kecamatan Belitang 35 hari tanpa hujan, Buay Madang 67 hari tanpa hujan.
Kabupaten OKU Selatan, Kecamatan Banding Agung 35 hari tanpa hujan.
“Kekeringan meteorologis biasanya diikuti antara lain, berkurangnya persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan dan perumahan,” ungkapnya.
Sedangkan peringatan kondisi panas ekstrem ini telah disampaikan kepada pemerintah dari Kabupaten setempat untuk mewaspadai dampak kekeringan itu. Sebab, kondisi kebakaran hutan di Sumsel sampai saat ini masih berlangsung hingga menimbulkan kabut asap di Palembang.
Baca Juga: Ribuan Hektare Sawah Kekeringan, Harga Beras Lampaui HET
"Informasi ini bisa dijadikan kewaspadaan dan pertimbangan untuk melakukan langkah mitigasi dampak ikutan dari kekeringan meteorologis,” tambah Wandayantolis.
Dijelaskannya, kemarau dengan sifat yang lebih kering karena adanya El Nino merupakan salah satu faktor pemicu terjadi suhu ekstrim tersebut. Dengan rendahnya uap air di udara akibat kemarau, menyebabkan radiasi langsung matahari yang sampai ke permukaan bumi menjadi lebih tinggi dari biasanya.
“Pada kondisi terdapat uap air sebagian radiasi langsung tersebut akan diserap atau juga dipantulkan kembali ke atmosfer. Ketiadaan awan-awan juga menambah kuatnya radiasi matahari yang menembus permukaan tanah,” katanya.