Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, pembangunan infrastruktur dasar dan pusat pemerintahan di Ibu Kota Nusantara (IKN) diperkirakan akan dapat diselesaikan tahun depan. Sampai awal November ini sudah ada 21 investor dari dalam dan luar negeri yang akan segera melakukan groundbreaking dengan total investasi senilai US$2 miliar.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam sambutanya pada saat menghadiri Forum Bisnis Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang digelar di China World Hotel, Beijing, RRT, pada Senin (16/10).
Jokowi juga mengatakan, IKN memiliki konsep kota hijau dalam rimba yang 60% di antaranya adalah hutan. IKN juga sekaligus menjadi kota netral karbon pertama di Indonesia.
Selain IKN, Jokowi menyampaikan, potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia sangat besar hingga mencapai 3.600 gigawatt. Ia memerinci, beberapa di antaranya, yaitu 3.200 gigawatt dari tenaga surya dan terdapat 4.400 sungai untuk energi hidro.
Terlebih, saat ini Indonesia tengah fokus untuk melakukan hilirisasi industri terhadap berbagai komoditas seperti nikel, tembaga, timah, dan minerba lainnya. Indonesia juga sedang fokus membangun ekosistem kendaraan listrik terintegrasi untuk menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia.
“Ini butuh alih teknologi tinggi serta investasi, apalagi jika dipadukan dengan penggunaan sumber energi hijau yang sangat melimpah di Indonesia untuk menghasilkan produk-produk hijau, untuk menciptakan ekosistem ekonomi hijau,” kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyebut, investasi di Indonesia adalah pilihan yang tepat karena mudah dan aman. Ia pun mengajak para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Sejumlah indikator ekonomi menunjukkan capaian positif antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5%, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
“Insentif-insentif juga sudah kami persiapkan, dan tentu saja stabilitas sosial politik yang selalu terjaga. Ini adalah peluang investasi yang tidak hanya menguntungkan Indonesia tetapi juga RRT, karena bagi Indonesia kerja sama itu harus saling menguntungkan, harus sama-sama cuan,” jelasnya.