Jakarta, Gatra.com– Shell memperkenalkan produk cairan pendingin imersi (immersion cooling fluids) untuk menjaga komponen komputer tetap dingin dengan cara yang lebih efisien. Produk Shell Lubricants ini pertama kali hadir di Indonesia bertujuan untuk mengurangi konsumsi energi, air, dan emisi karbon dioksida untuk bisnis pusat data (data center) yang sedang mengalami pertumbuhan.
Vice President Marketing Lubricants PT Shell Indonesia, Arie Satyanggoro mengatakan, produk immersion cooling fluids merupakan solusi energi
terintegrasi Shell Lubricants untuk mendukung server data dan komponen teknologi informasi (TI) dalam
meningkatkan kinerja, efisiensi, dan keberlanjutan.
"Terbuat dari gas alam menggunakan proses gas-to-liquid (GTL), produk ini telah dikembangkan selama lebih dari 40 tahun dan ditujukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi industri sektor pusat data terkait permintaan akses informasi yang lebih cepat dengan cloud computing, media streaming, dan pertumbuhan AI (artificial intelligence) , tapi juga harus dioperasikan dengan cara-cara yang ramah iklim (climate-friendly),” ungkap Arie dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/11).
Baca juga: ShellExpert Connect 2023: Akselerasi Inovasi Sektor Pertanian di Indonesia
Sebagai informasi, Immersion cooling fluids dari Shell digunakan bersamaan dengan immersion tank, misalnya yang disediakan oleh Gigabyte Technology untuk di Indonesia. Teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi energi dan penghematan biaya operasional.
Dibandingkan dengan metode pendinginan konvensional, teknologi immersion cooling dapat meningkatkan performa dari central processing unit (CPU) hingga 40% dan mengurangi konsumsi listrik hingga 48% sehingga dapat menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Afriansyah Noor menyebut pihaknya siap berkolaborasi dengan Kementerian Kominfo untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten di bidang pusat data hijau. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang nomor 16 tahun 2016, tentang Pengesahan Paris Agreement, pemerintah telah berusaha mengurangi emisi karbon dengan
berbagai regulasi.
Baca juga: Shell Anugerahi Inovasi Mahasiswa di Kompetisi Inovasi Think Efficiency 2023
"Salah satunya SKKNI (Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) bidang pusat data terkait pengelolaan pusat data melalui Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI nomor 45 tahun 2015, tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia kategori Informasi Dan Komunikasi Golongan Pokok Kegiatan Jasa Informasi Bidang Pengelolaan Pusat Data,” kata Afriansyah Noor.
Industri pusat data telah menjadi salah satu industri yang terus berkembang di tanah air.Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan dalam permintaan pusat
data, baik dari segivolume maupun kualitas layanan yang diinginkan oleh pelanggan. Berdasarkan Data CenterIndonesia, volume permintaan diperkirakan akan tumbuh dari US$2 ,06 miliar pada tahun2023 menjadi US$3 ,98 miliar pada tahun 2028 dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (Compound Annual Growth Rate/CAGR) sebesar 14 ,09% selama periode perkiraan 2023 -20281 .