Dubai, Gatra.com - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) melakukan penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Fairatmos untuk berkomitmen dalam pengembangan proyek karbon di Indonesia yang berbasis pada Nature-based Solutions (NbS).
MoU ini ditandatangani pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP28) yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab.
Ditandatangani oleh CEO Pertamina NRE, Dannif Danusaputro dan CEO Fairatmos, Natalia Rialucky, pengembangan proyek karbon yang diusung akan memanfaatkan rangkaian teknologi monitoring dan reporting terkini yang sedang dikembangkan oleh Fairatmos.
"Kami sangat antusias dengan kerjasama strategis dengan Fairatmos. Ini bentuk komitmen yang mendukung upaya Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target nationally determined contribution (NDC)," jelas Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro dalam keterangannya, Sabtu (2/12).
Dannif menilai kemitraan dengan Fairatmos membuka peluang untuk memperluas jangkauan dalam mengembangkan proyek-proyek pengurangan emisi karbon yang inovatif.
"Kerja sama ini menjadi komitmen Indonesia untuk memimpin inisiatif sustainability yang berdampak secara global dimulai dengan partisipasi kami pada COP28 untuk menunjukkan komitmen ini," tambahnya.
Menurut laporan yang ditulis Boston Consulting Group bersama Fairatmos yang berjudul Climate Technology in Southeast Asia: Key to Unlocking the World’s Carbon Sink, Nature-based Solutions (NbS) atau Solusi Berbasis Alam, dapat secara signifikan berkontribusi terhadap usaha dalam mencapai net-zero emission.
Adapun potensi mitigasinya maksimal sebesar 21,7 Gt CO2e/tahun, atau mengurangi 60% emisi yang diproyeksikan pada tahun 2030. Indonesia berpotensi untuk menyumbang 67% dari total suplai kredit karbon dari Asia Tenggara.
Melalui kerja sama ini, Fairatmos dan Pertamina NRE akan bersama-sama mengembangkan dan mengimplementasikan proyek-proyek pengurangan emisi karbon berbasis alam. Nantinya kerjasama akan fokus dalam membangun teknologi dalam pengembangan pasar karbon.
Masing-masing pihak akan menjajaki potensi kerjasama strategis, teknis, dan komersial secara kolaboratif. Agar dapat menciptakan ekosistem pasar karbon dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, sekaligus menciptakan lingkungan yang semakin hijau.
CEO dan Founder dari Fairatmos, Natalia Rialucky menyebutkan, bahwa pengembangan proyek karbon yang berkualitas adalah salah satu bentuk kontribusi pihaknya untuk mencapai target net zero emission.
"Dengan keunggulan teknologi remote sensing serta perangkat pendukung yang kami miliki, proyek karbon berbasis alam dari Pertamina dapat menjadi sebuah proyek yang unggul, berintegritas, transparan, dan berdampak baik bagi komunitas dan biodiversitas," jelasnya.