Jakarta, Gatra.com - Pagelaran ajang pemilihan Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia (PPTSI) 2023 kembali digelar. Tercatat puluhan peserta yang berasal hampir dari seluruh provinsi di Indonesia berkumpul di Jakarta untuk menjalani karantina.
Dibuka langsung oleh Prof. Anna Mariana, selaku founder PPTSI, karantina berlangsung selama 5 hari di Hotel Gren Alia Cikini Jakarta, dimulai pada Jumat (15/12).
“Penerimaan peserta, merupakan awal proses dimulainya karantina. Prakarantina sudah dilakukan 1 minggu sebelumnya dan dilaksanakan oleh para alumni–alumni" ujarnya dalam keterangannya kepada Gatra.com, Ahad (17/12).
Dalam rangkaian acara karantina, jelas Anna, para peserta akan melakukan kunjungan ke beberapa tempat bersejarah budaya di Jakarta seperti museum budaya Betawi di kawasan Situbabakan Jakarta, kawasan anjungan-anjungan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
"Di samping itu, seluruh peserta akan mendapatkan pembekalan materi,tujuannya untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang terbaik dari para pakar,” ujar Anna Mariana.
Peserta pemilihan PPTSI adalah generasi muda perwakilan dari seluruh provinsi di Indonesia. Mereka yang sampai ke final di Jakarta ini telah melewati seleksi di daerah asalnya serta proses penyeleksian awal pra karantina oleh seluruh panitia PPTSI 2023.
"Para peserta yang berusia 18-27 tahun ini memiliki latar pendidikan yang beragam. Ada yang masih kuliah,dan ada yang sudah bekerja dan berkarya sebagai bankir, dokter, perawat, manager officer dan lain-lain." jelasnya.
"Peserta terjauh dari Propinsi Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Barat Daya." tambahnya.
Lebih lanjut, Anna mengungkapkan pemilihan PPTSI digelar setiap tahun secara rutin. Tahun ini menjadi penyelenggaraan edisi ketiga.
Melalui ajang ini, jelas Anna, diharapkan para generasi muda akan semakin banyak yang mencintai, memahami, menghargai warisan budaya bangsanya sendiri.
"Serta sebagai upaya pelestarian dan pengetahuan mengenai tenun dan songket tradisional dari berbagai daerahnya masing- masing-masing," ujarnya.
Tak hanya itu, ajang ini juga diharapkan dapat membuat pesertanya memahami secara pengetahuan terkait produk tenun dan songket tradisional yang merupakan jati diri ciri khas budaya bangsa Indonesia sehingga dapat menjadi kebanggaan dalam menggunakan produk dalam negeri.
"Ajang Putera Puteri Tenun dan Songket Indonesia memiliki komitmen serta konsistensi menjadikan tenun dan Songket Indonesia sebagai warisan budaya dunia dan perekat komponen bangsa." tuturnya.