Home Internasional Umat Kristen Merayakan Natal di Tengah Reruntuhan Gereja di Gaza

Umat Kristen Merayakan Natal di Tengah Reruntuhan Gereja di Gaza

Gaza, Gatra.com – Puluhan anggota komunitas kecil Kristen di Gaza mengadakan kebaktian Malam Natal di Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza, pada hari Minggu (24/12). Gereja itu juga mereka gunakan sebagai tempat berlindung.

Dikutip The Associated Press, Selasa (26/12), ini adalah satu-satunya Gereja Katolik di Kota Gaza dan sejumlah umat Kristen mencari perlindungan di paroki tersebut, ketika perang Israel dimulai dan ratusan ribu orang mengungsi ke selatan jalur tersebut.

Pelayanan gereja diadakan pada Minggu malam, namun rinciannya baru diketahui pada hari Senin, karena terjadi pemadaman internet.

Paroki tersebut, yang dianggap sebagai tempat yang aman bagi mereka yang tinggal di sana, menyaksikan dua umatnya dibunuh awal bulan ini, oleh tentara Israel.

Beberapa hari sebelum Natal, Patriarkat Latin Yerusalem mengatakan dua wanita Kristen di kompleks gereja di Gaza telah terbunuh oleh tembakan penembak jitu Israel.

Pembunuhan terhadap perempuan-perempuan tersebut juga menjadi perhatian Paus Fransiskus yang awal bulan ini mengatakan “warga sipil tak bersenjata dibom dan ditembak. Dan ini bahkan terjadi di dalam kompleks paroki Keluarga Kudus, di mana tidak ada teroris kecuali keluarga, anak-anak dan orang sakit, penyandang disabilitas, biarawati.”

Militer Israel mengatakan pasukannya menargetkan militan Hamas di wilayah tersebut. Pihaknya mengatakan sedang menyelidiki insiden dan menanggapi laporan tersebut dengan sangat serius.

Kamal Ayad, yang istri dan putrinya tewas dalam penembakan itu, termasuk di antara mereka yang ikut dalam misa tersebut.

“Ini bukan pesta,” kata Ayad. “Ini adalah pesta penderitaan bagi rakyat Palestina, bagi negara Kristen, dan bagi negara Islam,” katanya.

Dia mengatakan satu-satunya harapannya adalah perdamaian dan harapan untuk gencatan senjata.

Perang tersebut telah menghancurkan sebagian besar Gaza, menewaskan lebih dari 20.600 warga Palestina dan membuat hampir seluruh penduduk wilayah tersebut yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi.

Para pejabat PBB telah memperingatkan bahwa seperempat penduduknya kelaparan di bawah pengepungan Israel terhadap wilayah tersebut, yang hanya memungkinkan masuknya sedikit pasokan.

98