Home Apa Siapa Prof Didik: Rizal Ramli Selamanya Oposisi Menjaga Demokrasi

Prof Didik: Rizal Ramli Selamanya Oposisi Menjaga Demokrasi

Jakarta, Gatra.com – Rektor Universitas Paramadina Jakarta, Prof. Didik J. Rachbini, mengatakan, almarhum Riza Ramli merupakan sosok oposisi untuk menjaga demokrasi di Indonesia.

“Figur RR [Rizal Ramli] adalah tokoh yang berpengaruh dalam menjaga demokrasi,” kata Didik dalam keterangan pers pada Rabu (3/1).

Menurut Didik, almarhum Rizal Ramli selama hidupnya hanyut di dalam arus gerakan. Dia menjadikan rumahnya markas diskusi dan sekaligus gerakan. Itu semua untuk satu tujuan kontrol terhadap demokrasi.

“Karena tidak hendak masuk ke alam sistem dan tetap menempatkan dirinya di luar, maka gerakannya terus-menerus dan selamanya menjadi oposisi kritis, bahkan sangat kritis,” katanya.

Sedangkan untuk kenangan bersama almarhum Rizal Ramli, Didik mengatakan, suatu pagi ketika Rizal Ramli masih menjabat Menteri Koordinator Perekonomian (2000-2001) tiba-tiba menelpon dari kantornya.

“Hanya sekedar memberi apresiasi dan respek terhadap muatan ide di dalam tulisan saya di harian Kompas tentang utang Luar Negeri,” katanya.

Pada zaman Orde Baru, lanjut Didik, Indonesia tergantung kepada utang luar negeri sehingga ada sisi kurang berdaulat dan ada nuansa didekte dalam kebijakan ekonomi.

“Saya sudah tidak ingat keseluruhan ide dari tulisan tersebut karena hari-hari berikutnya selalu ada saja artikel yang harus saya tulisa untuk majalah Tempo, harian Republika, Bisnis Indonesia, dan lainnya,” kata dia.

Setelah pembicaraan utang dan macam-macam selesai, Didik berpikir jika respons Menko Rizal Ramli baik, maka ia perlu membaca dan melanjutkan ide-ide yang ada di dalamnya.

“Saya membaca kembali tulisan tersebut dan saya pikir muatannya cukup mendalam dan kritis,” ujarnya.

Didik mengungkapkan, dari percakapan bersifat pribadi dan persahabatan intelektual tersebut, maka dengan dasar sub-sub bab dari tulisan tersebut kemudian menjadi bab-bab di dalam buku yang berjudul “Ekonomi Politik Utang”.

Pengalaman bersama dan komunikasi Didik dengan Rizal Ramli bersifat akademik, intelektual sampai yang pribadi. Didik memahami gejolak di dalam dirinya untuk terus mengobarkan tidak hanya hal akademik dan riset, tetapi juga gerakan yang terus menonjol dalam aktivitasnya sehari-hari.

Pengalaman pribadi lain sejak pertengahan 1990-an, Rizal Ramli mendirikan lembaga Think Tank ECONIT yang terkenal. Sedangkan Didik dan rekan-rekan mendirikan lembaga think Tank lain yaitu INDEF. Didirikan bersamaan pada masa Orde Baru masih sangat kuat dan monopoli kebenaran hanya ada di kelompok ekonom pemerintah.

“Kini RR sudah meninggalkan kita. Siapa tidak kenal Rizal Ramli tokoh yang masa mudanya tumbuh dalam gerakan dan ranah intelektual. Akhir-akhir ini yang menonjol adalah gerakan oposisi untuk melawan praktik antidemokrasin di dalam kekuasaan,” katanya.

Sepanjang hayatnya, lanjut Didik, Rizal Ramli tidak pernah berhenti untuk menjaga demokrasi dengan caranya dan melakukan melakukan koreksi terus-menerus bahkan ketika demokrasi remuk redam seperti sekarang ini.

Check and Balances di dalam demokrasi formal parlemen mati, Rizal Ramli tampil ke depan sehingga marwah demokrasi yang jatuh masih terlihat ada dinamika,” katanya.

Sebagai tokoh gerakan Rizal Ramli memilih berada di luar dengan kapasitasnya sebagai ekonom, intelektual, yang berbicara dengan data, dan fakta ekonomi politik.

“RR merasa tidak memerlukan baju partai karena dianggap tidak memadai untuk menjaga apalagi mendorong demokrasi. Jadi banyak orang yang tetap melihat figur RR adalah tokoh yang berpengaruh dalam menjaga demokrasi,” ujarnya.

44