Home Apa Siapa Tips Finansial Sehat ala SeaBank, Mulai dari Rencana hingga Eksekusi

Tips Finansial Sehat ala SeaBank, Mulai dari Rencana hingga Eksekusi

Jakarta, Gatra.com- Mengatur keuangan bermula dari perencanaan. Seperti yang dikatakan Benjamin Franklin ‘if you fail to plan, you are planning to fail’, alias jika kita gagal membuat rencana, sesungguhnya kita telah merencanakan kegagalan itu sendiri.

Dalam hal cara kita mengatur keuangan, semua dimulai dari perencanaan. Nah mumpung awal tahun, kita harus membuat perencanaan pengaturan keuangan yang baik agar resolusi dan harapan kita bisa terwujud. Untuk itu, simak tips mengatur keuangan ala SeaBank berikut ini.

1. Tinjau Target Keuangan

Di awal tahun ini tinjau kembali target keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang yang kita punya. Jika belum pernah punya target keuangan, sekarang saatnya membuat perencanaan.
Perhatikan beberapa hal ini ketika membuat target keuangan:
- Target keuangan harus spesifik, contohnya seperti  membeli rumah atau, menikah.
- Kapan target tersebut ingin terealisasi
- Berapa biaya yang dibutuhkan
- Setelah target keuangan disusun, rencanakan pengaturan pendapatan dan pengeluaran untuk memenuhi target tersebut.

Baca juga: Tokopedia dan Financial Planner Bagikan Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

2. Aturan 50/30/20

Salah satu metode yang bisa diikuti untuk merencanakan keuangan adalah aturan 50/30/20, dimana 50 persen dari pendapatan digunakan untuk membiayai segala macam kebutuhan, 30 persen untuk membiayai keinginan, serta 20 persen untuk tabungan dan atau investasi.

Hitung estimasi pendapatan kamu selama setahun. Pendapatan yang dimaksud termasuk gaji, bonus tahunan, THR, serta hasil investasi jika ada. Hindari membuat estimasi pendapatan yang bersifat aspirasional.

Buat daftar perkiraan pengeluaran tetap kamu setahun. Mulai dari kebutuhan harian (makanan, transportasi), cicilan hutang, biaya rutin bulanan (biaya sekolah anak, asuransi, dll), hingga pajak.

Jika perkiraan pengeluaran setahun lebih dari 50 persen dari pendapatan, jangan langsung khawatir. Ada momen pengeluaran mengambil porsi pendapatan yang lebih banyak, bisa jadi karena kebutuhan tak terduga.

Kuncinya ketika situasi sudah kembali normal kita harus disiplin lagi untuk menabung atau menambah jumlah tabungan untuk menutupi ‘kebocoran’ di bulan sebelumnya.

Baca juga: Begini Alasan Pentingnya Pahami Soal Perencanaan Keuangan Bagi Seluruh Kalangan

Keinginan berhubungan dengan hal-hal yang secara pribadi mau kita miliki, tapi tidak termasuk dalam kebutuhan pokok. Dengan kata lain, keinginan bisa diartikan sebagai kebutuhan sekunder atau tersier. Contohnya keperluan hobi, gadget, hingga menonton konser.

Sisihkan dana untuk simpanan. Menyisihkan budget untuk simpanan sifatnya wajib, besar kecilnya dana yang disisihkan dikembalikan ke kemampuan masing-masing. Fungsi simpanan dari alokasi budget penting, agar jika ada kebutuhan mendadak kita bisa memakai dana simpanan dan tidak mengganggu pos keuangan lainnya.

Jika masih ada sisa budget dari perencanaan, berikutnya kita bisa melirik instrumen investasi. Investasi dilakukan untuk pengembangan aset, instrumennya bervariatif mulai dari Tabungan Berjangka, ORI, saham, dan masih banyak lagi. Namun perlu diperhatikan tentang skema dan risiko investasinya, termasuk kredibilitas institusi yang menerbitkan investasi tersebut.

3. Instrumen Proteksi (Asuransi)

Jika pada tahap perencanaan kamu sudah bisa mengatur besaran budget pemasukan, pengeluaran, simpanan dan investasi, mungkin kini saatnya kamu berpikir mengenai instrumen proteksi yakni asuransi. Instrumen ini penting untuk mengurangi efek dari kejadian tak terduga yang bisa terjadi.

Baca juga: Kelola THR Kamu, Simak Tips Financial Planner & Lazada

Jenis asuransi sangat beragam, pilihlah asuransi yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, karena tujuan asuransi adalah proteksi maka fokus pada manfaat perlindungannya bukan pada berapa besar keuntungan yang bisa didapat.

4. Mengelola Utang

Utang menjadi hal sensitif untuk dibahas ketika berbicara soal perencanaan keuangan, sering kali jika kita berutang maka kita dianggap tidak mampu. Padahal utang bisa jadi instrumen produktif yang membantu cashflow kita.

Contohnya jika kita berutang untuk membeli mesin atau alat untuk usaha yang dapat menaikkan jumlah produksi dan berdampak pada peningkatan penjualan bulanan, maka utang yang kita punya justru bersifat positif. Tips Finansial Sehat ala SeaBank, Mulai dari Rencana hingga Eksekusi.

Namun ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan saat kita berutang, yakni Bijaklah dalam berutang dan batasi jumlah utang sesuai kebutuhan.

Jika kamu berutang dengan memakai kartu kredit, sebisa mungkin bayar cicilan secara full payment, karena jika kita hanya membayar minimal payment maka akan menambah beban bunga

Alokasikan budget untuk membayar cicilan utang di rencana keuangan agar bisa menjadi prioritas pengeluaran bulanan

57