Jakarta, Gatra.com – Perpustakaan Nasional (Perpusnas) melakukan penajaman program untuk mewujudkan target rencana strategis (Renstra) 2020–2024 dalam mencapai budaya literasi masyarakat.
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Perpusnas, Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D., dalam keterangan pada Sabtu (20/1), menyampaikan, program untuk mencapai restra tersebut yakni pengarusutamaan naskah Nusantara, penguatan budaya baca dan peningkatan literasi, serta standardisasi dan pembinaan.
Ia menjelaskan, dalam renstra 2020–2024, Perpusnas menargetkan nilai budaya literasi sebesar 71 (tinggi) dengan nilai budaya kegemaran membaca sebesar 71,3 (tinggi), dan indeks pembangunan literasi masyarakat (IPLM) sebesar 15.
Amin, demikian Aminudin karib disapa, menjelaskan, pihaknya telah menyusun strategi dalam setiap penajaman program. Adapun pengarusutamaan naskah Nusantara mencakup tiga hal, yakni koleksi langka, naskah kuno, dan manuskrip.
Lebih lanjut Amin menyampaikan, penyiapan strategi setiap penajaman program tersebut wajib dilakukan karena sudah menjadi tugas Perpusnas untuk melestarikan dokumen-dokumen tersebut.
“Mari kita lestarikan mereka. Akan tetapi, tidak cukup hanya sampai pada tahap digitalisasi,” ujarnya.
Amin dalam diskusi seputar literasi gelaran Perpusnas mengatakan, tidak cukup hanya sampai pada digitalisasi karena harus ada turunannya, yakni bagaimana memanfaatkan dokumen digital tersebut.
“Misalnya, dengan membuat buku bacaan masyarakat berdasarkan manuskrip tersebut,” ujarnya.
Sedangkan untuk penguatan budaya baca dan peningkatan literasi, Amin menyampaikan, sejatinya budaya baca di Indonesia tidak rendah, melainkan cukup tinggi. Namun, hal itu terkendala masih kurangnya fasilitas buku yang tersedia, baik dalam bentuk cetak maupun elektronik (digital).
“Karena persoalan yang ada adalah kurangnya buku, maka di masa depan kami menargetkan untuk menyediakan 1.000 judul buku di masing-masing 10.000 lokus,” katanya.
Setelah pengiriman buku, akan ada pelatihan yang diberikan kepada para pengelola perpustakaan dan taman bacaan masyarakat (TBM) yang ada di setiap lokus. Pelatihan juga akan diberikan oleh Perpusnas untuk 10.000 orang pengelola perpustakaan dan TBM.
“Langkah ini diambil dalam upaya untuk menyentuh masyarakat secara langsung karena merekalah yang akan menerima manfaat secara langsung,” katanya.
Sedangkan dalam program standardisasi dan pembinaan, memiliki dua fokus utama, yakni melakukan survei terhadap kondisi perpustakaan sekolah dan asesmen untuk perpustakaan yang akan akreditasi. Survei terhadap kondisi perpustakaan sekolah untuk pendataan perpustakaan.
“Sedangkan asesmen akan dikerjakan oleh perpustakakan yang akan diakreditasi untuk penilaian perpustakaan. Urusan layanan sudah inklusif di dalamnya,” katanya.
Amin mengajak media massa untuk ambil bagian dalam mengampanyekan tiga program penajaman Perpusnas pada 2024. “Semua semata agar publik tahu karena mereka memiliki hak untuk itu,” katanya.
E. Aminudin Aziz didaulat sebagai Plt. Kepala Perpusnas menggantikan Muhammad Syarif Bando sejak 29 November 2023. Ia juga mengemban amanah sebagai Kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta Dewan Pengawas (Dewas) Universitas Tadulako dan Universitas Sam Ratulangi.
Aminudin menyelesaikan pendidikan diploma dan sarjana di Pogram Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung pada 1986-1991. Setelah itu, melanjutkan studinya ke Department of Linguistics Monash University, Australia, untuk jenjang Master of Arts in Linguistics (1994-1996) dan Ph.D. Linguistics (1997-2000).