Jakarta, Gatra.com - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner OJK, dan Ketua Dewan Komisioner LPS, optimis perekonomian Indonesia dapat tumbuh sebesar 5,2% pada 2024.
Menteri Keuangan (Menko) Sri Mulyani mengatakan, proyeksi pertumbuhan yang masih kuat di tahun 2024 terutama didorong oleh penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) yang berdampak positif pada aktivitas konsumsi, baik konsumsi pemerintah maupun masyarakat, serta berlanjutnya penguatan investasi sejalan dengan progres penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Pada tahun 2024, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan mencapai 5,2%,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2024 di Gedung Djuanda Kementerian Keuangan pada Selasa (30/1).
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menjelaskan bahwa, di tengah ketidakpastian dan perlambatan global, ekonomi Indonesia tetap resilien, ditopang masih kuatnya permintaan domestik. Ekonomi domestik sampai dengan kuartal III-2023 tumbuh 5,05% terutama ditopang konsumsi dan investasi.
Aktivitas konsumsi yang masih kuat didukung inflasi yang terkendali, menurunnya tingkat pengangguran, serta peran APBN sebagai shock absorber dalam menjaga daya beli masyarakat. Investasi juga dalam tren menguat sejak kuartal I-2023 sejalan dengan percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Memasuki kuartal IV-2023, tanda-tanda resiliensi aktivitas ekonomi domestik berlanjut, tercermin pada angka PMI manufaktur yang konsisten ekspansif, surplus neraca perdagangan yang terus berlanjut, serta beberapa indikator dini yang masih kuat, seperti indeks penjualan riil dan keyakinan konsumen.
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diprakirakan berkisar 5,0%, angka pengangguran turun menjadi 5,32%, dan angka kemiskinan menjadi 9,36%. Kemudian pada 2024, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan tembus 5,2%.