Home Politik Hasto: 3.000 Bendera PDIP di Gunungkidul Diminta Diturunkan karena Jokowi Datang

Hasto: 3.000 Bendera PDIP di Gunungkidul Diminta Diturunkan karena Jokowi Datang

Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkap ada dugaan intimidasi yang dialami oleh DPC PDIP Gunungkidul, Yogyakarta. Intimidasi yang diterima berupa pemaksaan penurunan bendera PDIP ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berkunjung ke Gunungkidul pada Selasa (30/1) lalu.

Hasto pun memutarkan rekaman suara Ketua DPC PDIP Gunungkidul, Endah Subekti yang menceritakan kronologis intimidasi yang mereka alami. Endah mengatakan, sebelum presiden tiba di Gunungkidul, banyak mobil-mobil TNI dan Brimob yang berkeliling di daerahnya.

Endah mengatakan, ia ditelpon oleh kadernya yang didatangi Paspampres yang memerintahkan mereka untuk menurunkan bendera PDIP di sekitar jalur yang akan dilalui oleh Presiden Jokowi. Endah pun sempat didatangi oleh anggota Paspampres yang tadi berbicara dengan kadernya.

“(Paspampres meminta) ini untuk mengamankan Presiden nanti mau jalan, minimal jalan yang mau dilintasi Presiden, untuk tidak dipasang bendera,” ucap Endah Subekti dalam rekaman suara yang diputar Hasto Kristiyanto saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (01/2).

Endah mengatakan, dari Yogyakarta menuju Gunungkidul, ada sekitar 3.000 bendera PDIP. Dan, ia menegaskan, tidak ada satupun yang boleh diturunkan kecuali pihak Presiden yang menurunkan bendera itu atas perintahnya langsung.

Pihak Paspampres mengatakan mereka tidak bisa menurunkan bendera yang bukan mereka tegakkan. Dan, Endah menolak untuk menurunkan bendera yang telah dikibarkan oleh kader PDIP

“Dalam adab PDI Perjuangan, bendera yang sudah kami kibarkan, pantang untuk kami turunkan. Dan, seandainya diturunkan dengan diam-diam, kami akan mencari orangnya dan kami akan menumpahkan darah di situ,” tegas Endah.

Ia pun mempertanyakan alasan bendera PDIP perlu diturunkan. Terlebih, PDIP merupakan partai mengusung Jokowi sejak ia maju di Pilkada Solo tahun 2005 hingga Pilpres 2019. Endah mengatakan, sikap Jokowi saat ini sangat berbeda dengan tahun 2014 atau 2019 lalu.

“Setelah 2014, Presiden ke mana pun, justru kami diminta untuk pasang bendera PDI Perjuangan saat beliau datang. apa bedanya dengan sekarang,” ucap Endah.

Ia pun mempertanyakan adanya perbedaan sikap antara PDIP dengan partai lain yang sama-sama peserta Pemilu 2024.

“Kenapa bendera PSI bahkan sampai dengan sampai jam setengah 3 pagi ada dropping bendara PSI 3 truk, kok mereka tidak dilarang,” tanya Endah saat itu.

Endah pun mempertanyakan keberadaan bendera Gerindra yang justru dipasang di lokasi yang dihampiri Presiden Jokowi.

Sebelumnya, kedatangan Presiden Jokowi ke Gunungkidul juga sempat menuai reaksi masyarakat. Saat itu, ada salah satu relawan Ganjar-Mahfud yang dikeroyok oleh orang yang diduga oknum petugas keamanan.

Relawan ini dipukul setelah membentang spanduk bertuliskan “Selamat Datang Bapak Jokowi, Kami Sudah Pintar, Kami Pilih Ganjar".

Kejadian ini diduga terjadi ketika rombongan Presiden Jokowi tengah melintasi Pasar Argosari, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, hari Selasa, (30/1)

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud mengatakan pihaknya tengah mendalami kasus ini.

137