Jakarta, Gatra.com – Bandung, Jawa Barat (Jabar), dahulu sangat identik dengan kota yang banyak melahirkan musikus maupun band ternama di Tanah Air. Salah satu pendorongnya, mungkin banyaknya event musik di Kota Kembang.
Namun, saat ini event musik di Kota Kembang dirasa tidak seperti era lalu. Mantan vokalis Harapan Jaya, Eddi Brokoli menilai bahwa event musik di Bandung tidak “se-edan” atau segencar zaman dulu.
“Heueuh euy (iya nih) [enggak kayak dulu], genertion gap yang pertama. Yang sekarang banyak arus digital information yang terlalu cepat,” ujar Eddi Brokoli kepada Gatra.com, Minggu (4/2).
Meski demikian, Eddi Brokoli mengakui bahwa masih ada berbagi event musik di Bandung, namun mungkin skalanya tidak sebesar di Jakarta. Selain itu, masih banyak juga musisi baru yang bagus bermunculan, namun masih merata.
“Sebetulnya karena arus digital yang terlalu deras itu, sebetulnya banyak yang bagus tapi rata, enggak ada yang menonjol banget, kalau dulu kan seperti Pas Band, Riff yang lahir dan besar di Bandung, Gigi pun begitu, Cokelat. Banyak bangetlah,” katanya.
Eddi menjelaskan, pada era itu belum serba digital dan rekaman pun masih susah namun perkembangan musik di Bandung terbilang top. “Sekarang memang semua rekaman, semua manggung, cuman rata aja, jarang yang menonjol,” ujarnya.
Ia menilai, meski terbilang sedikit namun tetap ada band-band asal Bandung yang menonjol, di antarnya dari jalur indie seperti The Panturas. Bahkan, lanjut Eddi, band-band indie lawas Kota Kembang kembali menanjak, di antaranya The Sigit yang sering manggung di luar negeri dan Pure Saturday mulai bangkit lagi.
“Sekarang Riff mulai banyak perform juga karena 90-ties is back kata orang-orang. Jadi band-band yang berjaya di tahun 90-an sekarang lagi momennya sih, seperti Kahitna identik sama Bandung juga,” ujarnya.
Eddi juga menilai perizinan dan tempat untuk menggelar acara musik di Bandung tidak seperti zaman dahulu. “Agak dibikin ribet memang, dulu kan [GOR] Saparua bisa dipakai kapan saja, mungkin itu salah satu yang setuju bahwa venue di Bandung masih kurang menampung keinginan orang untuk bikin konser, makanya agak sulit, perizinannya agak sulit, salah satu faktornya [ini] bisa jadi,” katanya.
“Tapi kemarin ketika semua orang bikin event, Bandung juga banyak venue-nya, Pusenif, Seskoad, banyak festival-festival besar tapi memang masih kurang,” katanya.
Voice of Baceprot Perkembangan Musik Kian Merata
Senada dengan Eddi Brokoli, band metal asal Garut, Jabar, Voice of Baceprot (VoB) menilai bahwa peta musik di Tanah Air kian merata sehingga suatu daerah tidak lagi dominan menelurkan musikus atau band.
“Sepenglihatan kita bertiga, selama membangun musik, sekarang itu yang terjadi adalah semakin merata saja,” kata Firdda Marsya Kurnia, vokalis dan gitaris VoB kepada Gatra.com.
Marsya didampingi kedua personel VoB, yakni bassist Widi Rahmawati dan drummer Euis Sitti Aisyah, lebih lanjut menyampaikan, kalau ngomongin musik metal misalnya, dulu cuman tempat-tempat atau daerah-daerah tertentu, salah satunya Bandung, lebih spesifik salah satunya Ujung Berung.
“Nah, kalau sekarang ada banyak band yang datang dari berbagai tempat dengan berbagai potensinya. Kayak misalnya VoB ketika naik, orang pasti ngiranya Bandung, mereka tidak nyangka bahwa kita itu datang dari Garut dan Garut pun bukan Garut kotanya hahaha,” kata Marsya.
Selain lebih merata hampir di seluruh wilayah Indonesia, lanjut Marsya, gendre atau aliran musik yang sedang naik daun pun kian beragam atau variatif.
“Tapi yang lebih beruntung, metal dan rock itu enggak pernah kehilangan peminatnya. Jadi mislanya gendre apapun yang ikut naik, metal itu enggak pernah mati istilahnya,” ujar dia.