Home Regional Kadisnaker Yeni Jamin Ketenagakerjaan Kondusif dan UMK Kompetitif di Subang

Kadisnaker Yeni Jamin Ketenagakerjaan Kondusif dan UMK Kompetitif di Subang

Jakarta, Gatra.com - Investasi di Kabupaten Subang terus menggeliat sejak perampungan Pelabuhan Patimban di Subang Utara. Lapangan kerja pun terus meningkat di Kabupaten Subang.

Kepala Disnakertrans dan ESDM Kabupaten Subang, Yeni Nuraeni menjamin ketenagakerjaan di Subang akan kondusif. Di sisi lain, Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang kompetitif membuat Kabupaten Subang menjadi daerah tujuan industri yang semakin menarik.

"Subang sudah menjadi tujuan industri karena Subang ini dianggap sebagai segitiga Rebana. Ada Pelabuhan Patimban, ada Kawasan industri Smartpolitan, dan upah Subang kompetitif. Subang bisa menjadi tujuan industri para investor," ujar Yeni dalam keterangannya yang diterima pada Senin (11/3).

UMK Subang tahun 2024 ditetapkan sebesar Rp3.294.485 atau naik 0,63% dibanding upah minimum lalu sebesar Rp3.273.810. Meskipun UMK hanya naik sedikit, menurut Yeni, kondusifitas buruh di Subang masih terjaga.

Hal ini disebabkan ada komunikasi yang baik antara pihak pemerintah terkait dengan para serikat pekerja. Di sisi lain, Disnaker Subang mendorong agar penyerapan tenaga kerja dari lokal diprioritaskan.

"Waktu pembahasan dan penentuan UMK, nggak pernah rusuh. Kalau demo tetap ada, tapi nggak sampai nutup tol, seperti di tempat lain. Sudah tiga kali perubahan UMK, Subang tetap kondusif," katanya.

Yeni mencontohkan penyerapan tenaga kerja lokal di Pelabuhan Patimban. Menurutnya, sekitar 75% yang bekerja di Pelabuhan Patimban adalah Masyarakat Subang.

Dengan penyerapan tenaga lokal ini, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Subang terus menurun. Pada 2021 TPT Subang sebesar 9,77%. Di tahun 2022, TPT Subang turun menjadi 7,77% dan di 2023 kembali turun ke 7,65%. Bahkan TPT Subang di 2023, lebih baik dibandingkan Kabupaten Purwakarta sebesar 7,72% dan Karawang yaitu 8,95%.

"Pengangguran turun, berarti penyerapan tenaga lokal meningkat," katanya.

Di samping itu, Yeni juga getol mempersiapkan kompetensi calon tenaga kerja di Subang. Dengan tujuan, tenaga kerja lokal bisa bersaing. Salah satunya lewat memfungsikan Balai Latihan Kerja (BLK).

"Di sini kita menyiapkan pencari kerja. Setiap tahun kita melaksanakan pelatihan untuk mereka agar bisa bersaing dan memiliki keahlian," kata Yeni.

Beberapa keterampilan khusus yang dilatih seperti forklift, welding, operator crane, elektro, otomotif, keahlian di sektor garmen hingga di bagian security. Beberapa juga dipersiapkan menjadi wirausaha.

"Banyak yang sudah bekerja di Pelabuhan Patimban," katanya.

Menurut Yeni setiap tahun BLK Disnaker Subang menghasilkan sekitar 600-700 pekerja yang siap pakai. Rata-rata 90% dari jumlah tadi, sudah bekerja di Perusahaan-perusahaan yang ada di Subang.

"BLK kita pernah juara 3 se-Indonesia tahun 2021. Kita bukan hanya melatih saja, tapi ikut memasukkan dari BLK. Rata-rata 90% kita dorong untuk penempatan ke Perusahaan," katanya.

Selain BLK, sambung Yeni, Disnaker Subang juga mengefektifkan Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK-SMK. "Kita berusaha melakukan link and match antara kebutuhan industri dengan pola atau kurikulum yang ada di sekolah," katanya.

Yeni mengungkapkan bahwa dirinya sering mendatangi sekolah-sekolah SMK untuk memberikan sosialisasi dan pembinaan. Dengan harapan, agar sekolah SMK bisa menghasilkan anak-anak didik yang siap bekerja dan sesuai dengan kebutuhan industri.

Agar BKK juga efektif, Yeni melakukan komunikasi dengan banyak perusahaan. Disnaker Kabupaten Subang kerap mengundang perusahaan-perusahaan di wilayahnya untuk kegiatan fasilitasi.

"Ini loh bahwa anak-anak didik kita sudah siap," katanya.

Menurut Yeni, ada beberapa tantangan yang sering muncul dalam menghubungkan lulusan SMK dengan perusahaan. Menurutnya, mental-mental peserta didik perlu diperkuat untuk siap bersaing di dunia kerja.

"Terkadang ada anak yang bagus, kompeten, cuma mental kerjanya kurang terbentuk. Ini yang bisa membuat tidak dipakai Perusahaan. Makanya saya juga sering ke sekolah-sekolah untuk memberikan penguatan mental," kata Yeni.

Seperti diketahui, Pelabuhan Patimban sudah beroperasi. Saat ini konstruksi pembangunan jalan tol langsung dari Subang ke Pelabuhan Patimban, sedang berlangsung.

Dengan rampungnya jalan tol menuju Pelabuhan Patimban, maka industri-industri di Subang bisa memangkas waktu tempuh dan biaya logistik. Bandingkan jika industry di Subang harus mengangkut muatan ke Pelabuhan Tanjung Priok, yang jarak, waktu dan ongkos angkut lebih besar.

Beberapa investor telah membangun Kawasan industri, salah satunya kawasan industri Subang Smartpolitan yang dikembangkan PT Suryacipta Swadaya. Saat ini, proses perataan lahan sedang berlangsung.

Yeni mendorong agar nantinya industry-industri yang ada di Kawasan Smartpolitan bisa menyerap tenaga kerja lokal. Dengan begitu, tingkat pengangguran di Subang bisa menurun siginifikan. "Insyallah kita dorong. (Jumlah tenaga lokal) Kita bisa seperti di Patimban," ucap Yeni.

205