Teheran, Gatra.com – Iran memamerkan drone, rudal, dan tentara untuk menunjukkan bahwa mereka siap menerima tanggapan apa pun dari Israel, setelah melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap musuh bebuyutannya.
Al-arabiya, Rabu (17/4) melaporkan, Republik Islam itu melakukan serangan langsung pertamanya terhadap Israel pada akhir pekan lalu, sebagai tanggapan atas serangan udara tanggal 1 April terhadap konsulatnya di Damaskus, yang secara luas disalahkan pada Israel.
“Operasi yang dijuluki Janji Jujur itu menurunkan kejayaan rezim Zionis (Israel),” kata Presiden Ebrahim Raisi, di pangkalan militer di pinggiran Teheran.
“Operasi ini menunjukkan bahwa angkatan bersenjata kami siap,” katanya dalam pidato yang ditujukan kepada tentara reguler dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Parade hari Rabu itu menyaksikan angkatan bersenjata Iran memamerkan berbagai peralatan militer termasuk drone dan rudal balistik jarak jauh.
Diantaranya adalah beberapa versi drone Ababil, Arash dan Mohajer serta rudal balistik jarak menengah Dezful dan sistem rudal pertahanan udara S-300.
Raisi menegaskan kembali peringatan terhadap tindakan agresi sekecil apa pun, yang dilakukan Israel, dengan mengatakan hal itu akan mengarah pada “respon yang sengit dan parah.”
Israel telah berjanji untuk menanggapi serangan akhir pekan itu, dan juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan Iran tidak akan bebas dari hukuman.
Tentara Israel mengatakan sebagian besar proyektil yang ditembakkan oleh Iran ditembak jatuh – dengan bantuan Amerika Serikat dan sekutu lainnya – dan serangan itu hanya menyebabkan kerusakan minimal.
Iran memuji serangan itu sebagai “sukses” dan mengatakan pihaknya “mencapai semua tujuannya” termasuk menimbulkan kerusakan pada pangkalan udara dan pusat intelijen, yang dikatakan digunakan oleh Israel untuk menyerang konsulat Damaskus.
Pada hari Rabu, komandan angkatan udara Iran Hamid Vahedi memperingatkan musuh-musuh Iran agar tidak melakukan “kesalahan strategis.”
“Kami 100 persen siap di semua lini udara,” katanya seperti dikutip kantor berita ISNA.
Iran menegaskan serangannya terhadap Israel terbatas dan dilakukan untuk “membela diri”, setelah serangan terhadap konsulatnya di ibu kota Suriah.
Dikatakan bahwa pihaknya telah memberi tahu AS dan memberikan peringatan 72 jam kepada negara-negara tetangga, sebelum serangan itu terjadi.
Selasa malam, Amerika mengatakan akan segera menjatuhkan sanksi baru terhadap program rudal dan drone Iran dan mengharapkan sekutu dan mitranya untuk mengikuti langkah serupa.
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron pada Rabu mendesak G7 untuk mengadopsi “sanksi terkoordinasi” baru terhadap Iran.
Ketika ditanya tentang ketakutan akan konflik regional yang lebih luas, Cameron menyebut situasi tersebut “sangat memprihatinkan.”