Semarang, Gatra.com - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak sapi tersebut merebak di wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali menyatakan bahwa terdapat sebanyak 41 ekor sapi yang terinfeksi PMK sepanjang Januari hingga April 2024.
Merebaknya kembali PMK merupakan penularan dari sapi di luar daerah yang didatangkan ke Boyolali. Sapi-sapi kiriman tersebut diduga menulari penyakit PMK kepada sapi-sapi sehat di Boyolali. Sementara itu sapi-sapi yang terinfeksi PMK tersebar di tiga daerah berbeda di Boyolali yakni kecamatan Ampel, Cepogo, dan Tamansari.
Ketua Fraksi PKS Jawa Tengah, Agung Budi Margono mengimbau Pemerintah Daerah untuk mempertketat lalu-lintas jual-beli sapi ke wilayah asal wabah. Sebagimana diketahui wabah berasal dari daerah Pasuruan Jawa Timur.siap siaga menanggulangi penyebaran penyakit PMC tersebut. Dirinya menambahkan Pemerintah dapat memaksimalkan peran hotline Disnakkan Boyolali sebagai penghubung laporan darurat.
“Sapi perlu benar-benar dipastikan kesehatannya dan dikuatkan oleh rekomendasi Pejabat otoritas Veteriner (POV). Sehingga lalu-lintas penjual belian sapi benar-benar terjaga dari sapi yang terinfeksi baik yang sudah bergejala maupun yang sedang inkubasi virus” jelas Agung.
Agung menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah melalui Disnakkan atas upayanya mengimbau masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli atau mendatangkan sapi dari luar daerah terutama asal mula wabah.
“Kami memberikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah Boyolali atas segala upaya yang telah dilakukan seperti himbauan untuk menstop pembelian sapi dari daerah wabah hingga layanan hotline, Harapannya agar (upaya yang telah dilakukan tersebut) dimaksimalkan” ujar Agung.
Lebih lanjut, Agung berharap Pemerintah dapat menjalin komunikasi yang baik terhadap seluru paguyuban di Boyolali agar dapat terus memaksimalkan peran pengawasan dan edukasi yang efektif.
“Kami terus mendorong Pemerintah untuk menjalin komunikasi yang baik dengan paguyuban di Boyolali untuk memaksimalkan peran pengawasan dan edukasinya” kata Agung.
Sementara itu, vaksinasi sapi di tahun 2024 ini baru mencapai 9,823 ekor. Sebagai perbandingan, vaksin di tahun 2023 lalu mencapai angka 60,000 ekor.