Jakarta, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, komoditas beras mengalami deflasi pada April 2024. Hal itu terjadi seiring dengan peningkatan pada produksi beras.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, komoditas beras mengalami deflasi sebesar 2,72% dengan andil deflasi besar 0,15% terhadap inflasi April 2024 yang tercatat sebesar 0,25% secara bulanan (mtm).
“Setelah mengalami inflasi 8 bulan berturut-turut sejak Agustus 2023, beras mengalami deflasi pada April 2024,” kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/5).
Menurut Amalia komoditas beras mengalami deflasi terjadi di 28 provinsi di tanah air, sedangkan harga beras di satu provinsi stabil, dan sembilan provinsi lainnya masih mengalami inflasi. Rinciannya, deflasi terdalam terjadi di Papua Selatan yakni sebesar 9,16% dan inflasi tertinggi terjadi di Papua Barat Daya yakni sebesar 1,69%.
Diketahui, inflasi bulan April 2024 turun menjadi 0,25% secara bulanan (mtm) dibanding dengan bulan sebelumnya yakni Maret yang berada di level 0,52%. Sedangkan secara tahunan (yoy) sebesar 3% dan secara tahun kalender sebesar 1,19%.
Berdasarkan kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar secara bulanan berasal dari kelompok transportasi dengan andil inflasi sebesar 0,12%. Dengan penyumbang paling besar adalah Tarif angkutan udara dengan andil inflasi 0,06%, tarif angkutan antar kota dengan andil 0,03% serta tarif kereta api dengan andil 0,01%.
Adapun komoditas lainnya yang juga memberikan andil inflasi yakni bawang merah dengan andil 0,14%, emas perhiasan 0,08%, tomat 0,04% serta bawang putih dengan andil 0,02%.