Home Kebencanaan Riset BRIN Ungkap Kemiskinan Bikin Warga Indonesia Timur Makin Rentan terhadap Bencana

Riset BRIN Ungkap Kemiskinan Bikin Warga Indonesia Timur Makin Rentan terhadap Bencana

Bantul, Gatra.com – Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan masyarakat di wilayah Indonesia timur memiliki risiko besar akibat bencana El Nino dan El Nina. Tingginya tingkat kemiskinan membuat mereka berpeluang besar kehilangan aset saat terjadi bencana.

Hal ini diutarakan Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN, Agus Eko Nugroho, Rabu (8/5), di sela diskusi ‘Strategi Baru Pembiayaan Risiko Bencana: Mengurangi Beban Dana Publik dan Meningkatkan Peran Swasta dan Masyarakat’ di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Secara geografis, mereka sangat rentan terhadap bencana hidrologi seperti El Nino dan El Nina. Risikonya sangat besar. Sementara, mereka berada di wilayah dengan banyak keterbatasan. Tingkat kemiskinannya tinggi,” jelas Agus.

Dengan kondisi ini, Agus menyatakan jika terjadi bencana, mereka kesulitan mengumpulkan kembali aset dan menurunkan tingkat kemiskinan. Alhasil, tanggap darurat di wilayah tersebut juga bisa berlarut-larut. Bahkan muncul kemungkinan adanya bencana sekunder yang berdampak pada penurunan aset dan kesehatan.

“Ini menjadi tantangan tersendiri dan berbeda dengan bagian Indonesia barat. Karena di sisi barat angka kemiskinan rendah, saya kira upaya melakukan pemulihan relatif lebih mudah,” katanya.

Untuk itu, dengan keterbatasan anggaran penanganan bencana dari pemerintah, literasi tanggap darurat dan tanggap bencana di wilayah Indonesia timur perlu ditingkatkan. “Pemda juga harus memiliki prioritas mengalokasikan bujet agar penanggulangan risiko bencana berlangsung cepat. Ini penting, karena kebanyakan daerah lebih banyak mengalokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur,” tegas Agus.

Namun Agus juga melihat sulitnya pengalokasian bantuan saat bencana adalah karena minimnya data. Karena itu, sistem asuransi yang meringankan masyarakat miskin harus bisa dihadirkan. Langkah ini dinilai akan mempermudah penyaluran bantuan karena bantuan berbasis data valid dari lapangan.

Sebagai penyelenggara diskusi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Moch Sodik, menjelaskan, acara ini bertujuan memberi pengayaan ihwal risiko bencana dan membentuk cetak biru paradigma penanganan bencana yang bergeser pada penggunaan dana swasta dan masyarakat.

“Kenapa? Karena kemampuan pemerintah terbatas. Bencana merupakan persoalan bangsa sehingga harus diselesaikan bersama. Keterlibatan masyarakat dan swasta kita dorong dan terus kita kuatkan,” jelas Sodik.

Menurutnya, pelibatan swasta penting karena mereka memiliki kelengkapan data. Penanganan bencana pun menjadi komprehensif dan tidak melahirkan persoalan-persoalan baru. Diskusi ini juga bertujuan melahirkan peta jalan penanganan bencana dengan melibatkan swasta dan masyarakat serta terus dikembangkan melalui riset serta aksi. 

22