Home Lingkungan Potensi Sumber Daya Air Indonesia Besar, PUPR: Sebarannya Tidak Merata

Potensi Sumber Daya Air Indonesia Besar, PUPR: Sebarannya Tidak Merata

Jakarta, Gatra.com – Direktur Bina Teknik Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Muhammad Rizal, mengatakan bahwa potensi sumber daya air Indonesia mencapai 2,78 miliar meter kubik per tahun. Dari jumlah itu, rata-rata pemakaian air penduduk Indonesia bisa sekitar 10 ribu meter kubik per kapita per tahun.

"Jadi sangat besar dari jumlah itu, sayangnya sebarannya tidak merata dari segi waktu dan tempat," katanya dalam Webinar Keberlangsungan dan Keamanan Air Nasional yang digelar Gatra Media Group pada Senin (13/5).

Menurutnya, ketidakmerataan sebaran air ini disebabkan oleh curah hujan yang tidak teratur. Secara ideal, dalam satu tahun curah hujan terbagi menjadi 60% di musim penghujan dan 40% di musim kemarau.

Sayangnya, di beberapa wilayah sering kali didapati curah hujan di musim penghujan mencapai 85%. Sehingga hanya tersisa sekitar 15% di musim kemarau.

"Di Indonesia, beberapa pulau berada dalam kondisi kritis dan defisit air. Utamanya di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan juga Sulawesi," jelasnya.

Menurutnya, Indonesia perlu membudayakan kegiatan water harvesting atau pemanenan air. Air hujan yang jatuh dari atap rumah di musim penghujan, tidak langsung dibuang. Tapi disimpan untuk kemudian digunakan pada musim kemarau.

"Kementerian PUPR sendiri ada kegiatan yang disebut dengan ABSAH, air baku simpanan air hujan. Jadi itu air yang disimpan, dari atap tidak langsung dibuang ke bawah, tetapi akan dialirkan ke penyimpanan air," ucapnya.

Rizal menyebut, tantangan ketahanan air Indonesia saat ini terbagi menjadi tiga isu, yakni debit air terlalu banyak, terlalu sedikit, dan terlalu kotor. Ketiga isu ini disebabkan oleh pertumbuhan populasi, urbanisasi, hingga ketimpangan regional.

"Tentu ini membutuhkan reformasi birokrasi, desentralisasi, sampai penanganan pencemaran lingkungan," tegasnya.

Ia mengatakan bahwa pemerintah sudah melakukan berbagai upaya peningkatan debit air di Indonesia. Misalnya, bisa dilihat dari capaian akses layanan air minum yang mencapai 72,04%. "Ini sudah cukup baik dan tetap harus ditingkatkan," ujar Rizal.

Meski begitu, ia mengakui bahwa jaringan perpipaan di Indonesia masih sangat rendah. Saat ini, jaringan perpipaan untuk 47,8 juta penduduk Indonesia saja masih di bawah 20%. Sedangkan layanan akses air minum nonperpipaan mencapai 53,77%.

50