Jakarta, Gatra.com - Direktur Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas, Mohammad Irfan Saleh mengatakan bahwa Indonesia perlu mengatasi tantangan dan risiko pada sektor air untuk mencapai visi Indonesia Emas.
Pasalnya, jika tidak ada tindakan apapun, kemungkinan pertumbuhan ekonomi nasional akan mengalami penurunan sebesar 7,3% pada 2045 nanti.
Adapun beberapa tindakan yang dianggap Irfan perlu dilakukan yakni pertama, menanggulangi ancaman dan tantangan sektoral. Dalam tindakan pertama ini, Indonesia harus mampu mengurangi kelangkaan air, mengelola kualitas air, hingga memperkuat ketahanan bencana.
Selanjutnya, perlu juga dipikirkan terkait penyediaan air bersih yang inklusif, berkelanjutan, serta efisien. Kemudian, harus dilakukan modernisasi irigasi dan peningkatan produktivitas.
Kedua, Indonesia perlu menghadapi isu lintas sektoral. Mulai dari memperkuat kerangka tata kelola, penguatan koordinasi dan peningkatan kapasitas, serta meningkatkan efisiensi belanja publik untuk air dan memobilisasi pendanaan.
"Di RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) kita sekarang, di bidang sumber daya air, khususnya kita sudah melakukan beberapa strategi yang akan kita tempuh dalam 20 tahun ke depan," jelasnya dalam Webinar Keberlangsungan dan Keamanan Air Nasional yang digelar Gatra Media Group pada Senin (13/5).
Ia menyebut, beberapa upaya transformasi sumber daya air di dalam RPJP yakni meningkatkan kapasitas tampungan air menjadi 200 meter kubik per kapita. Upaya ini dilakukan agar terjadi keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan air di seluruh wilayah Indonesia sepanjang waktu.
"Kita memanfaatkan sumber daya air ini untuk bisa membangun nexus antara air, pangan, dan energi," ucapnya.
Selanjutnya, RPJPN juga memuat upaya water counting atau penghitungan air. Kondisi dan kebutuhan setiap sumber daya air di seluruh wilayah Indonesia akan dihitung.
"Ini yang mungkin konsekuensinya akan cukup besar ke depan. Kalau kita lihat air yang selama ini untuk irigasi, kemungkinan ke depan perlu kita sesuaikan lagi," jelasnya.
Menurutnya, kebutuhan air bersih dan air untuk industri semakin meningkat. Sehingga, ketersediaan air irigasi perlu dihitung dengan benar.
"Sehingga kita bisa lakukan efisiensi agar air bersih dan air untuk industri bisa dipenuhi," ucap Irfan.