Bekasi, Gatra.com - Wakil Rektor Bidang Akademik, Riset, dan Inovasi President University (Presuniv), Adhi Setyo Santoso mengatakan bahwa masih banyak mahasiswa yang memiliki ide atau mampu menciptakan suatu produk dan solusi tertentu. Tetapi, mahasiswa-mahasiswa ini tidak tahu bagaimana cara menerapkannya, atau menjualnya.
Oleh karena itu, Presuniv menerapkan mata kuliah Economic Survival (ES) sejak awal semester perkuliahan. Tujuannya, untuk mendidik mahasiswa agar lebih mampu memahami konteks.
"Dengan memahami konteks, mahasiswa lebih mampu menerapkan pengetahuan yang dipelajarinya," katanya di Bekasi, Senin (20/5).
Menurutnya, saat ini perusahaan tidak lagi mencari lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi. Melainkan, lulusan yang memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan industri atau dunia kerja.
"Setiap perusahaan pasti ingin merekrut calon pegawai dengan kemampuan terbaik," jelasnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Presuniv memperkenalkan mahasiswanya pada salah satu program dalam mata kuliah ES, yakni Internship Experience atau IE. Melalui IE, Presuniv ingin mengekspos mahasiswa sedini mungkin dengan berbagai konteks di dunia kerja.
Presuniv juga mendorong mahasiswa agar sedini mungkin terekspos dengan berbagai konteks dalam dunia kewirausahaan. Untuk itu dalam mata kuliah ES, Presuniv memfasilitasi mahasiswanya guna mengembangkan berbagai proyek bisnis dari gagasan mereka sendiri.
Proyek-proyek bisnis itulah yang mereka tunjukkan pada pameran hasil karya di ajang The 3rd ES Expo: Business Project Exhibition yang digelar pekan lalu di President University Convention Center, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi.
Adhi berharap, kelak proyek-proyek itu bisa menjadi bisnis yang dikelola oleh para mahasiswa. "Penting bagi para mahasiswa untuk bisa mendapatkan penghasilan sedini mungkin. Ini akan membuat mereka siap menghadapi gejolak ketidakpastian ekonomi sebagaimana kita alami semasa pandemi Covid-19,” katanya.