Jakarta, Gatra.com - Politisi muda Jessica Widjaja mengungkapkan pengalamannya mewakili delegasi Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Women7 (W7) Group of 7 (G7) di Roma, Italia beberapa waktu lalu.
Jessica menilai gelaran KTT G7 yang berisikan 7 negara maju seperti Amerika Serikat, Italia, Kanada, Britania Raya, Jepang, Jerman dan Perancis, menjadi suatu hal yang istimewa ketika Indonesia bisa menempatkan perwakilanya dalam gelaran tersebut.
"Seperti halnya kehadiran saya di forum-forum dunia sebelumnya, keberadaan Wanita Indonesia akan menjadi sebuah etalase yang menunjukan kelayakan dan kemampuan perempuan Indonesia di mata dunia untuk menunjukan kemampuan yang setara bahkan mampu bersaing di kancah internasional dengan negara-negara terbaik." ujarnya kepada Gatra.com, Selasa (21/5).
Lebih lanjut, Jessica menegaskan bahwa isu kemanusiaan, kesetaraan gender, kewirausahaan perempuan, perlindungan terhadap perempuan dan anak hingga konflik dunia menjadi misi yang ingin ia kemukakan dalam forum ini.
"Kita ingin mendapatkan suatu solusi konkret yang membawa pada arus perubahan besar dan global, dimana perempuan bukan hanya hadir sebagai bagian dari pelaksana kebijakannya namun juga penentu kebijakan dunia itu sendiri." kata Jessica.
Ia meyakini bahwa W7 G7 sebagai forum negara maju dunia memiliki fungsi lebih kuat dari sekadar sebuah forum seremonial atau refreshment reunion.
"Setiap detik yang dihabiskan dalam momentum ini harus berdampak sistemik terhadap perubahan yang ingin dituju. Dimana kita ingin membuat sebuah sejarah besar yang bermanfaat bukan?" ungkap Jessica.
Kepala Departemen Luar Negeri DPP Golkar ini juga tidak henti-hentinya nya menyerukan perdamaian dunia sebagai major issue yang diharapkan tercapai demi kebaikan perempuan.
"Setiap terjadinya konflik dunia, perempuan dan anak adalah kalangan yang sangat terdampak secara negatif. Kita harus bisa menyuarakan kedamaian sebagai satu-nya jalan kebaikan yang bisa ditempuh." Bijaknya.
Ia berpandangan bahwa terdapat sedemikian jamak pembuktian positif kolaborasi antara W7 G7 dengan negara-negara selatan dalam isu kelemahan dan diskriminasi gender.
"Bukan kebetulan bahwa Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa, berfokus pada pemberdayaan keuangan perempuan hal ini menjadikan mungkin bagi kita guna mengamati berbagai macam kepemimpinan dan refleksi inklusi sebagai aspek penting dari kepemimpinan yang baik di beberapa negara." tegas Jessica.
Terakhir ia berharap akan banyak perempuan Indonesia yang daoat menyebarluaskan misi positif dalam upaya perubahan dunia perempuan yang lebih baik di ranah nasional hingha Internasional.
"Satu manusia penggerak bisa membuat sebuah perubahan, banyak manusia yang bergerak dapat mengubah sejarah." tutupnya.