Home Pendidikan L’Oréal Indonesia Pertegas Komitmen 20 Tahun Dukung Perempuan Peneliti Indonesia

L’Oréal Indonesia Pertegas Komitmen 20 Tahun Dukung Perempuan Peneliti Indonesia

Jakarta, Gatra.com- Sejalan dengan semangat Hari Kebangkitan Nasional, L’Oréal Indonesia perkuat komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat khususnya perempuan melalui berbagai inovasi di bidang pendidikan dan penelitian.

“Sains dan perempuan merupakan dua hal yang sangat dekat bagi L’Oréal. Selama 115 tahun perjalanan L’Oréal di bidang inovasi, perkembangan dunia sains terus menjadi salah satu fokus utama kami," kata Chief of Corporate Affairs, Engagement and Sustainability, L’Oréal Indonesia, Melanie Masriel dalam konferensi persnya di Jakarta, Jumat (22/5).

Memegang teguh pada visi ‘menciptakan kecantikan yang menggerakkan dunia’, L’Oréal Indonesia rayakan peran penting perempuan dalam ilmu pengetahuan melalui acara perayaan Beauty That Moves: Women in Science. L’Oréal Indonesia turut peringati 20 tahun perjalanan dalam menghadirkan program L’Oréal-UNESCO For Women in Science dan merayakan peran perempuan dengan mengundang empat sosok Alumni inspiratif dari program tersebut.

​​​​​​Baca juga: Bersama Cinta Laura, Fore Coffee Luncurkan Kampanye #FOREssentiallyYou

Dalam strategi pembangunan nasional, pendidikan dan penelitian menjadi dua sektor penting dalam memajukan kualitas bangsa. Hal ini tertuang pada pilar pertama Visi Indonesia Emas 2045 yaitu pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana salah satu bentuk implementasinya adalah peningkatan sumbangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan.

Sehingga, visi ini sejalan dengan program L’Oréal-UNESCO For Women in Science yang telah dilaksanakan selama 20 tahun. "Secara global, kami memiliki lebih dari 4,000 peneliti yang berhasil menghasilkan 610 paten hanya pada 2023," ujar Melanie.

Adapun yang menjadikan hal ini lebih istimewa adalah bahwa dari lebih dari setengah (54%) hak paten tersebut dihasilkan oleh perempuan peneliti. Tidak terkecuali di Indonesia, kami terus mendukung kemajuan perempuan yang berkarya di bidang sains dan ilmu pengetahuan. "Karena kami percaya akan kekuatan transformatif kecantikan yang menggerakkan dunia, dan Indonesia maju,” ujarnya

Board of Jury Program L’Oréal-UNESCO For Women in Science, Prof. Dr. Herawati Sudoyo menyebut kalau Program L’Oréal-UNESCO For Women in Science tidak hanya memberikan pendanaan penelitian, tetapi juga menyediakan wadah bagi perempuan peneliti untuk mengekspresikan kreativitas dan inovasi mereka. "Program ini mendukung peneliti perempuan di bidang life sciences dan non-life sciences, memberikan akses ke berbagai sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan riset yang lebih efektif dan produktif," katanya.

Baca juga: Komitmen L'Oréal for the Future, L’Oréal Indonesia Percepat Pengurangan dan Pengumpulan Sampah Plastik

Menurut dia, dengan mengatasi hambatan finansial, program ini juga memungkinkan mereka mengejar proyek ambisius yang berpotensi signifikan dalam memberikan dampak besar pembangunan bangsa.

Berdasarkan data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tahun 2023, disebutkan bahwa tingkat partisipasi perempuan peneliti di Indonesia mencapai 45%, angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata partisipasi perempuan peneliti global yang mencapai 33%.

Hasil survei  internal terbaru yang dilakukan oleh L’Oréal Indonesia terhadap alumni programL’Oréal-UNESCO For Women in Science, mayoritas alumni program sebanyak 67,5% menyatakan bahwa segregasi peran perempuan di ranah domestik dan publik menjadi tantangan utama yang seringkali dihadapi oleh perempuan peneliti. Berangkat dari hal tersebut, L’Oréal-UNESCO For Women in Science hadir sebagai wadah kolektif yang memberikan ruang diskusi bagi perempuan dalam upaya  aktualisasi diri di ranah publik, sehingga secara bersama mereka dapat menembus batasan yang ada.

Baca juga: Rayakan 1 Dekade Transformasi ini Dia Pencapaian L'Oréal Beauty For a Better Life

Berdasarkan hasil survei yang sama, mayoritas alumni program L’Oréal-UNESCO For Women in Science 55% menyatakan bahwa diantara faktor lainnya, networking menjadi faktor yang manfaatnya dirasa paling penting bagi perempuan peneliti. Kondisi ini akan menimbulkan efek bola salju, dimana alumni program akan cenderung memberikan mentorship kepada perempuan peneliti lainnya  di masa depan.

Hal ini terlihat jelas dalam data, bahwa selama 20 tahun terakhir, alumni program telah melibatkan 1.417 peneliti Indonesia yang terdiri dari 65% perempuan dalam proses penelitian yang pernah mereka lakukan. Selain itu, para alumni juga telah membimbing lebih dari 1.441 peneliti muda dan melahirkan 2.511 publikasi ilmiah.

Pada kesempatan yang sama, L’Oréal Indonesia turut menghadirkan berbagai figur perempuan peneliti inspiratif sebagai perwakilan alumni program L’Oréal-UNESCO For Women in Science dari seluruh Indonesia. Figur alumni inspiratif tersebut hadir untuk berbagi kisah sukses mereka mendorong sesama perempuan dalam mengatasi berbagai rintangan dalam perjalanan transformasinya.

Baca juga: L'Oréal Indonesia Capai 100% Energi Terbarukan Di Semua Situs yang Dioperasikan

Sosok yang pertama adalah Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto, pemenang pertama dari Indonesia untuk program L’Oréal-UNESCO For Women in Science. Sudah berkarir selama 15 tahun di Australia sebagai seorang peneliti, akademisi dan juga CEO Lipotek Pty Ltd yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang medis dan pembuatan vaksin.

Dr. Ines  memiliki semangat yang besar untuk kembali ke Indonesia dalam memberikan kontribusi melalui kolaborasi dan kemitraan dengan pemerintah guna mendukung pemanfaatan sains dan hasil penelitian sebagai landasan pembuatan kebijakan.

Sebagai seorang peneliti, akademisi, dan juga menjabat sebagai CEO perempuan, Dr. Ines menyampaikan bahwa penting bagi para perempuan peneliti untuk memiliki kemampuan komunikasi dan kepemimpinan yang baik sebagai modal mereka dalam meniti karir di berbagai bidang dan memberikan kontribusi untuk negeri melalui hasil temuan yang tepat guna dan dapat diimplementasikan dalam masyarakat.

Guru Besar Institut Teknologi Bandung serta  Board of Jury L’Oréal-UNESCO For Women in Science, Prof. Dr. Fenny Martha Dwivany, menyampaikan bahwa diperlukan beberapa langkah strategis dalam memajukan peran perempuan. “Pertama, pentingnya pengembangan kapasitas melalui pelatihan dan lokakarya yang khusus dirancang untuk peneliti perempuan yang difokuskan pada pengembangan keterampilan teknis dan manajerial," ungkap pemenang program L’Oréal-UNESCO For Women in Science di tingkat nasional pada 2006 dan internasional pada tahun 2007 itu.

​​​​​​Baca juga: Bersama Cinta Laura, Fore Coffee Luncurkan Kampanye #FOREssentiallyYou

Kedua, mentorship dan networking dimana perempuan peneliti mendapatkan bimbingan dari peneliti senior yang sudah berpengalaman, sehingga dapat membantu mereka navigasi di dunia penelitian yang kompetitif. "Ketiga, dukungan dari institusi pemerintah, dan pihak swasta sangat penting untuk menciptakan lingkungan penelitian yang inklusif dan suportif termasuk fasilitas penelitian yang memadai,” jelasnya.

Lebih lanjut, terdapat satu orang figur alumni program yang tidak hanya berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, namun juga terlibat dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat melalui entrepreneurship. Hal ini menunjukan bahwa program ini  tidak hanya berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, tapi turut memiliki dampak dari aspek ekonomi.

Sosok tersebut adalah Dr. Noryawati Mulyono S. Si, Founder Biopac.id & Alumni L’Oréal-UNESCO For Women in Science. Selain mengajar dan melakukan penelitian, beliau aktif menjalankan perusahaan yang didirikannya yang bergerak pada bisnis solusi untuk masalah sampah plastik dan produsen biopackaging yang memimpin pengemasan sirkuler yang dapat diperluas ke berbagai format varian kemasan.

“Penghargaan yang saya dapatkan pada program L’Oréal-UNESCO For Women in Science pada tahun 2010 membantu saya membangun dasar yang kuat untuk penelitian saya tentang bioplastik. Inspirasi saya mendirikan Biopac.id datang dari keinginan untuk membawa hasil penelitian langsung ke masyarakat," katanya.

Sebagai peneliti, ia merasa bertanggung jawab untuk mewujudkan solusi yang saya kembangkan, terinspirasi oleh praktik keberlanjutan energi dari L’Oréal. "Kami menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda perkotaan yang berbakat namun kurang beruntung, serta bekerja sama dengan petani rumput laut untuk menyediakan bahan baku bioplastik. Ini membantu memberantas perdagangan manusia dan memberikan pendapatan yang stabil bagi komunitas pesisir,” jelasnya.

Sosok terakhir adalah sosok peneliti muda Dr. Pietradewi Hartrianti, Dekan School of Life Sciences di Indonesia International Institute for Life-Sciences dan pemenang program L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2023. Melalui penelitiannya, apt. Pietradewi berupaya untuk menciptakan model jaringan kanker buatan dalam bentuk 3D dengan menggunakan keratin yang diperoleh dari rambut manusia sebagai bahan dasar pencetakan.

Dengan demikian, kita dapat menguji obat-obatan kanker dengan lebih akurat, efektif, dan efisien. Metode ini tidak hanya meningkatkan akurasi pengujian, tetapi juga lebih efektif secara biaya dan mendukung aspek keberlanjutan dalam penelitian medis.

“Bekerja sebagai seorang perempuan peneliti tentu menjadi mimpi dan harapan saya. Selain itu, dengan perkembangan teknologi dan dukungan dari berbagai pihak, potensi karir sebagai peneliti semakin terbuka lebar. Saya melihat bahwa saat ini, semakin banyak peluang untuk melakukan penelitian yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat," jelas Dr. Pietradewi.

Baca juga: Dukung Perempuan, L’Oréal Bangun Pusat Pelatihan

Director of Corporate Responsibility, L’Oréal Indonesia, Fikri Alhabsie menyebut bahwa seluruh figur inspiratif ini hanyalah sebagian kecil dari kisah transformatif dari ribuan alumni program L’Oréal for Women in Sciences. "Sejak 20 tahun hadir di Indonesia, saat ini kami telah memiliki 71 orang pemenang program di tingkat nasional dan 5 perwakilan Indonesia yang mendapatkan penghargaan di tingkat internasional," jelasnya.

Sepanjang itu, lanjut dia, pihaknya telah berkolaborasi dengan 31 universitas dan berbagai institusi. "Kami berkomitmen untuk terus menjangkau lebih banyak lagi penerima manfaat  dengan satu misi utama yaitu menghadirkan harapan dan akses ke bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan," katanya.

Ia berharap bahwa kisah-kisah inspiratif mereka dapat mendorong semangat para perempuan peneliti di Indonesia, menginspirasi para perempuan peneliti tentang banyaknya opsi karir di bidang sains, dan juga mendorong semakin banyak generasi muda Indonesia untuk mengejar karir sebagai perempuan peneliti. "Karena dunia membutuhkan sains, dan sains membutuhkan perempuan,” tutupnya.

36