Solo, Gatra.com - Pemilihan pimpinan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Solo dalam konferensi cabang (konfercab) disebut diwarnai praktik suap. Calon petahana disebut memberi tas berisi uang, kendati hal ini dibantah.
Dugaan praktik suap tersebut disampaikan oleh Ketua Satuan Tugas Tim Penjaga Marwah NU Solo, Muhamad Burhanudin Hilal Adnan. Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan investigasi terhadap kabar yang telah menjadi buah bibir di kalangan NU tersebut.
Menurutnya, dugaan suap itu untuk mengondisikan Majelis Wakil Cabang (MWC) selaku pemilik suara untuk memenangkan salah satu pihak. ”Jadi ini bermula dari kasak-kusuk di internal NU di mana ada pihak yang curiga dengan hasil Konfercab, makanya kami melakukan investigasi secara mandiri,” kata Gus Burhan, sapaan Burhanudin, Kamis (6/6).
PCNU Kota Solo menggelar konfercab pada 11 Mei lalu. Hasilnya, Muhtarom terpilih sebagai Rais Syuriah dan Mashuri sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Solo untuk periode 2024-2029. Namun kemudian menyeruak isu suap tersebut.
Burhan mengatakan, pengondisian untuk pemenangan Muhtarom - Mashuri digelar pada sebuah pertemuan pada bulan Ramadan lalu. Menurutnya, pertemuan itu dihadiri oleh sejumlah pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kota Solo juga Muhtarom dan Mashuri.
Mashuri saat itu adalah Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Solo 2019-2024 alias petahana yang mencalonkan diri kembali. Ia menjadi calon tunggal dalam bursa pemilihan Ketua Tanfidziyah tersebut. ”Di akhir pertemuan, 10 orang dari pimpinan MCW dan calon Rais Syuriah menerima bingkisan berupa tas. Pemberinya Pak Mashuri. Di dalamnya ada bingkisan dan diselipkan uang Rp5 juta,” katanya.
Burhan menyatakan, tim telah melakukan investigasi terhadap beberapa pihak yang hadir di pertemuan tersebut. ”Beberapa orang yang kami temui awalnya membantah (menerima tas berisi uang). Namun belakangan seusai konfercab digelar mereka akhirnya mengakui,” katanya.
Menurutnya, seorang Rais Syuriah di tingkat MWC sempat bimbang saat menerima bingkisan itu. ”Karena takut ada apa-apa termasuk pertanggungjawaban di akhirat. Salah satu Rais Syuriah MWC ini kemudian memberikan bingkisan tas itu kepada Bendahara MWC untuk dibuka dan benar ada uang Rp5 juta yang lantas masih disimpan hingga sekarang,” ujarnya.
Dari temuan itu, maka Satgas Tim Penjaga Marwah NU Solo mendesak Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) untuk juga segera melakukan investigasi. Mereka berharap PBNU tidak mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Penetapan Kepengurusan PCNU Kota Solo sebelum masalah ini menjadi jelas.
”Jika terbukti adanya suap menyuap dan pengondisian atas terpilihnya Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziyah dalam Konfercab NU Kota Solo, kita meminta agar yang bersangkutan harus mengundurkan diri atau didiskualifikasi, serta dilakukan caretaker kepengurusan PCNU Kota Solo oleh PBNU,” ujar Burhan.
Saat dikonfirmasi melalui telepon, Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Solo 2024-2029 Mashuri menyatakan tidak ada hal yang perlu ditanggapi. Menurutnya, agenda Konfercab PCNU Solo sudah selesai. ”Kalau ada prasangka atau tuduhan tidak jelas, ya kami tidak akan tanggapi. Wong itu hanya prasangka," ujarnya.
Mashuri menyerahkan hasil dari Konfercab PCNU Solo pada PWNU dan PBNU. Ia berkata, saat ini dirinya sedang fokus menyusun kepengurusan lembaga untuk lima tahun ke depan. ”Sepertinya pihak sana sudah mengirimkan surat ke PBNU. Ya sudah ditunggu saja. Saya siap kalau dipanggil pusat. Kemudian kalau ada permasalahan semua keputusan ada di PBNU,” ujar Mashuri.