Home Politik Hasil Survei Pilkada 2024: Mantan Gubernur DKI, Banten, dan Sumut Tertinggal

Hasil Survei Pilkada 2024: Mantan Gubernur DKI, Banten, dan Sumut Tertinggal

Jakarta, Gatra.com - Menjelang Pilkada Serentak pada 27 November 2024 mendatang, tiga mantan gubernur yang diperkirakan akan mencalonkan diri kembali, yaitu Anies Baswedan di Jakarta, Wahidin Halim di Banten, dan Edy Rahmayadi di Sumatera Utara tidak dipersepsikan oleh publik sebagai kandidat terkuat.

Di Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mendominasi persepsi publik (33,2%), sedangkan di Banten, Airin Rachmi Diany memimpin (32,8%), dan Muhammad Bobby Afif Nasution terkuat di Sumatera Utara (42,1%).

Sementara par mantan gubernur yakni Anies mendapatkan 25,4%, Wahidin 12,1% dan Edy 23,1%. 

Pengukuran persepsi publik tersebut dilakukan melalui survei Katadata Insight Center (KIC) periode 3-9 Mei 2024 dengan 7.864 responden di delapan provinsi. Selain tiga provinsi tersebut, survei juga dilakukan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan.

Adapun, para mantan gubernur dan satu petahana di lima provinsi itu dianggap oleh publik masih cocok untuk kembali menjabat. Di Jawa Barat, Ridwan Kamil dipersepsikan paling pantas oleh 39,5% responden survei.

Di Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen sebesar 20,4%, Khofifah Indar Parawansa di Jawa Timur sebesar 43,3%, Andi Sudirman Sulaiman di Sulawesi Selatan dinilai pantas menjadi gubernur oleh 23,8% responden, dan Mahyeldi Ansharullah yang masih berstatus petahana di Sumatera Barat Barat sebesar 38,3%

“Temuan tersebut sejalan dengan kepuasan kinerja gubernur, para mantan atau petahana yang dinilai paling pantas menjadi gubernur lagi memiliki nilai kepuasan di atas 80%. Namun, di tiga provinsi tersebut nilai kepuasan mereka di rentang 50-60%,” kata Survei Manajer KIC, Satria Triputra Wisnumurti, saat peluncuran dan diskusi Rilis Survei Persepsi Publik Terhadap Pilkada di 8 Provinsi, Jakarta, Kamis (6/6).

Selain persepsi terhadap calon gubernur dan kinerja gubernur, hasil survei memperlihatkan bahwa masih ada sebagian publik yang belum mengetahui pelaksanaan Pilkada 2024. Sebanyak 18,3% responden menjawab bahwa pilkada akan berlangsung pada 27 September dan 19,0% menjawab 27 Oktober, sedangkan 62,6% menjawab benar yaitu pada 27 November 2024.

Sementara itu, dalam hal penggunaan hak pilih, mayoritas (93,4%) responden akan mencoblos. Hanya sebagian kecil (6,6%) yang tidak akan mencoblos.

Satria mengatakan, survei online pilkada di delapan provinsi yang digelar KIC bertujuan menggali persepsi publik mengenai Pilkada 2024 yang akan datang. Menurutnya, delapan provinsi tersebut dianggap strategis karena biasanya kepemimpinan nasional berasal dari provinsi-provinsi tersebut.

“Biasanya daerah-daerah ini, kepala-kepala daerahnya itu akan muncul sebagai pemimpin nasional. Entah nanti dia akan ditunjuk sebagai menteri, kepala badan, atau mungkin menjadi presiden,” katanya.

Selain itu, jumlah DPT di delapan provinsi tersebut termasuk yang paling besar, sehingga kemenangan pilkada di daerah tersebut bisa dianggap mengamankan kemenangan pilpres. “Jadi akan lebih mudah untuk memenangkan calon presiden yang diusung,” lanjut Satria.

Di tempat yang sama, Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraeni, menilai bahwa diskusi Rilis Survei Persepsi Publik terhadap Pilkada di 8 Provinsi yang diadakan Katadata ini merupakan acara penting untuk menambah dinamika dan diskursus menuju Pilkada Serentak 2024.

“Kita memang harus terus meramaikan diskursus supaya pemilih betul-betul terlibat sejak awal. Karena saat ini para elit mulai datang mendaftar ke partai politik, prosesnya seolah-olah hanya antara elit partai dan politisi. Ruang kita seolah-olah hanya menyimak melalui pemberitaan-pemberitaan,” tuturnya.

167