Home Politik “Curi-curi Pandang” Jelang Pilkada, Pengamat: Bisa Menjadi Pedang Bermata Dua

“Curi-curi Pandang” Jelang Pilkada, Pengamat: Bisa Menjadi Pedang Bermata Dua

Semarang, Gatra.com - Aksi "curi-curi pandang" di kalangan partai-partai besar menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 menjadi sorotan.

Ini mengacu pada kecenderungan partai untuk mengamati dan menunggu langkah-langkah yang diambil oleh pesaing mereka sebelum membuat keputusan penting. 

Pengamat politik lembaga Sokosiji Jamal Luhtfi mengatakan, langkah ini bisa menjadi pedang bermata dua. “Di satu sisi, partai bisa menghindari risiko mengambil keputusan yang salah. Namun di sisi lain, mereka bisa kehilangan momentum dan terkesan tidak memiliki sikap tegas,” ungkapnya, Minggu (9/6).

Baca Juga: Pemilih di Pilkada Lebih Pilih Kader Partai, Kinerja Rekam Jejak Pengaruhi Pilihan

Dalam beberapa bulan mendatang, pengamat politik alumni UIN Walisongo Semarang ini memprediksi akan ada lebih banyak manuver politik dan negosiasi di balik layar. 

Di sisi lain, partai-partai besar diharapkan segera mengumumkan rekomendasi mereka setelah konstelasi politik nasional lebih stabil. "Yang jelas, dinamika politik menjelang pilkada 2024 ini akan sangat menarik untuk diikuti," sebutnya.

Namun di tengah dinamika ini, keputusan partai-partai mengenai rekomendasi calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah tampaknya, kata dia, masih menunggu perkembangan konstelasi politik nasional. 

Atas dasar itu, Jamal menyebutkan bahwa saat ini partai politik masih saling "curi-curi pandang". Jamal menyatakan bahwa partai-partai besar saat ini berada dalam posisi "wait and see". 

"Mereka menunggu hingga peta politik nasional lebih jelas sebelum memberikan rekomendasi resmi. Ini adalah langkah yang hati-hati mengingat banyaknya variabel yang dapat mempengaruhi hasil pemilu," ujarnya.

Jamal menambahkan bahwa situasi ini disebabkan oleh beberapa faktor. 

Baca Juga: Gencarkan sosialisasi tahapan Pilkada serentak, ini harapan KPU

Pertama, ketidakpastian aliansi antarpartai. Banyak partai yang masih melakukan komunikasi intensif untuk menentukan dengan siapa mereka akan berkoalisi.  Kedua, hasil survei dan popularitas calon yang terus berubah-ubah. 

"Partai-partai ini terus memantau elektabilitas calon-calon potensial melalui berbagai survei untuk memastikan keputusan yang mereka ambil akan mendapat dukungan luas dari pemilih," terangnya.

Dengan perkembangan politik yang serba cepat dan penuh kejutan, publik tentunya menunggu dengan antusias setiap langkah dan strategi yang akan diambil oleh partai-partai besar dalam menentukan calon pemimpin daerah masa depan.

98