Home Pendidikan Lewat Aplikasi, SMP 5 Kudus Gagas Solusi Atasi Masalah Perundungan

Lewat Aplikasi, SMP 5 Kudus Gagas Solusi Atasi Masalah Perundungan

Kudus, Gatra.com - Sebagai sekolah penggerak, SMPN 5 Kudus, Jawa Tengah mengedepankan terobosan baru dalam mengatasi berbagai permasalahan pendidikan yang hadir. Salah satunya dalam masalah perundungan, dihadirkan sebuah sistem informasi anti perundungan yang diberi tajuk siAndung Esmaku.

Kepala Sekolah SMPN 5 Kudus, Abdul Rochim mengatakan, selama ini penyelesaian masalah perundungan masih ditangani secara manual, artinya pelaporan masih dilakukan secara tatap muka maupun melalui pesan pribadi. Abdul menilai, cara manual itu belum secara efektif berjalan.

Beberapa kendala hal tersebut diakibatkan adanya keengganan siswa untuk melaporkan langsung peristiwa perundungan karena adanya rasa takut akan adanya dampak sosial yang diterima siswa oleh teman-temannya. Selain itu, siswa pun merasa identitas mereka akan mudah diketahui, jika pelaporan tersebut dilakukan secara manual.

“Oleh karenanya kita ubah sistemnya lewat aplikasi siAndung Esmaku. Siswa bisa secara aman melaporkan terjadinya perundungan untuk kemudian ditindaklanjuti oleh para guru,” kata Abdul saat ditemui di SMP 5 Kudus, Jawa Tengah, Senin (10/6) lalu.

Aduan-aduan siswa yang masuk lewat aplikasi itu pun, sambung Abdul, akan ditindak lanjuti oleh guru Bimbingan Konseling (BK). Salah satunya, guru BK akan memberikan layanan konseling individu kepada siswa.

“Pemberian solusi pun diberikan oleh guru. Namun, pemecahan masalah dan keputusan tetap ada di tangan siswa,” papar dia.

Selain layanan konseling individu, guru BK memberikan layanan mediasi bagi kedua belah pihak yaitu antara pelaku dan korban perundungan. Sehingga, masalah dapat segera terselesaikan dan tidak menimbulkan masalah baru bagi si pelaku maupun korban perundungan.

Selanjutnya guru BK bekerja sama dengan orang tua terkait masalah perundungan yang terjadi dengan anaknya. Orang tua dapat memonitor sejauh mana penyelesaian masalah perundungan yang terjadi.

“Karena dalam aplikasi ini bisa terlihat progres penanganan aduan perundungan yang terjadi,” beber dia.

Berkat adanya aplikasi ini pun, diakui oleh Abdul, banyak siswa yang lebih berani mengungkapkan perundungan yang dialaminya maupun temannya.

“Aplikasi pun bukan hanya tempat untuk mengadakan perundungan yang terjadi, tetapi ada fitur lain berupa praktik baik dan fitur curhat. Sehingga siswa lebih leluasa untuk menyampaikan masalah yang terjadi baik itu masalah pribadi, sosial, belajar maupun karirnya,” ujar dia menandaskan.

47