Jakarta, Gatra.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimis inflasi Indonesia pada sisa 2024 dan 2025 mendatang akan terjaga sesuai target di rentang 1,5% hingga 3,5% year on year (yoy).
“Kami memperkirakan inflasi pada sisa tahun 2024 ini dan tahun 2025 akan tetap terkendali rendah dalam kisaran sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen,” kata Perry dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi tahun 2024 yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/6).
Dalam kesempatan itu, Perry juga mengapresiasi Presiden Jokowi atas konsistensi kepemimpinan dan arah inspirasi inovasi terobosan kebijakan serta dorongan untuk pengendalian inflas.
Menurutnya, inflasi yang rendah menjadi faktor yang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta kesejahteraan rakyat. Untuk itu, ia berkomitmen agar BI terus memperkuat bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“BI akan bersinergi erat dengan pemerintah baik pusat maupun daerah,” imbuhnya.
Perry juga menjelaskan bahwa, dalam kondisi Global yang masih bergejolak ini kebijakan moneter akan secara konsisten didorong untuk menjaga stabilitas dengan memastikan inflasi tetap terkendali dan nilai tukar Rupiah tetap stabil.
Sementara itu, ia juga berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan melalui kebijakan makroprudensial longgar, antara lain melalui insentif likuiditas dan digitalisasi sistem pembayaran.
Ia menuturkan, insentif likuiditas yang besar diberikan kepada perbankan untuk penyaluran kredit pembiayaan ke berbagai sektor untuk meningkatkan kapasitas perekonomian termasuk hilirrisasi pertanian dan UMKM pangan.
Kemudian, untuk digitalisasi sistem pembayaran, pihaknya akan terus arahkan untuk mendukung penyaluran bantuan sosial elektronifikasi transaksi keuangan pemerintah daerah serta kerja sama sistem pembayaran QRIS dengan ASEAN maupun negara lain.
“Bank Indonesia juga terus mempererat sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian inflasi melalui perluasan program gerakan nasional pengendalian inflasi pangan di seluruh 46 kantor-kantor Bank Indonesia bersinergi erat dengan pemerintah daerah,” jelasnya.