Home Internasional Tiktok - Youtube Antar Jadi Anggota Parlemen

Tiktok - Youtube Antar Jadi Anggota Parlemen

Brussels, Gatra.com - Jeli memanfaatkan media sosial berbasis video mengantarkan dua pemuda menjadi anggota baru Parlemen Eropa. YouTuber dan TikToker Fidias Panayiotou adalah seorang pemuda Siprus berusia 24 tahun yang tidak memiliki pengalaman politik dan tidak memiliki pendidikan tinggi formal yang memanfaatkan gelombang popularitas daringnya – dan kemarahan publik terhadap elit politik negara tersebut – hingga meraih salah satu dari enam kursi yang dialokasikan untuk Siprus di Parlemen Eropa.

Dia berhasil meraih posisi itu tanpa dukungan dari partai politik manapun. Dia menegaskan akan terus menggunakan media sosial “sebagai senjata terbesar saya”. Hal itu disampaikan saat resmi menjadi legislator di Brussels dan Strasbourg, Perancis.

Fidias mengirimkan gelombang kejut ke seluruh sistem politik Siprus dengan menjalankan kampanye di mana ia tidak mengambil posisi politik, tidak memberikan janji, atau bahkan menyampaikan program selama masa jabatannya. “Tampaknya sekarang masyarakat tidak haus akan posisi politik, tapi akan orang-orang sejati yang tidak berbohong (tetapi) mengatakan kebenaran,” katanya kepada The Associated Press dalam sebuah wawancara dalam bahasa Inggris, bahasa yang ia gunakan di sebagian besar postingannya.

Meskipun Fidias menghindari posisi politik yang kuat dan sudah dikenal luas karena olok-oloknya di dunia maya, Alvise Pérez dari Spanyol sebagian besar tidak dikenal sampai ia memanfaatkan kecamannya di Instagram dan Telegram untuk melawan dugaan bahaya imigrasi. Dia juga mencela klaim korupsi yang meluas di kalangan politisi untuk mendapatkan bukan hanya satu, tapi tiga dari 61 kursi yang didapat Spanyol di Parlemen Eropa.

Faktor kesamaan antara Alvise dan Fidias adalah bahwa keduanya tepat sasaran berkat penguasaan media sosial mereka untuk menggalang dukungan di kalangan anak muda, yang banyak di antaranya mungkin acuh tak acuh terhadap politik.

“Ini bukan hanya fenomena Spanyol atau hanya tentang seorang YouTuber di Siprus,” kata Steven Forti, seorang profesor sejarah di Universitas Otonomi Barcelona dan pakar sayap kanan, kepada AP.

Forti mengatakan penciptaan “subkultur digital” di sekitar kandidat yang tidak ortodoks sangat penting bagi kebangkitan Donald Trump di Amerika Serikat dan, baru-baru ini, Javier Milei di Argentina, serta tokoh sayap kanan di seluruh Eropa. Namun dinamika ini semakin didorong oleh semakin banyaknya tren berbasis video di media sosial.

“Jenis platform digital yang lebih baru seperti TikTok dan Instagram jelas telah mempercepat” fragmentasi politik, kata Forti, karena mereka membantu kelompok sayap kanan mencapai dua tujuan utamanya, yaitu menyebarkan ide-ide mereka dengan sangat cepat dan menjadikan diri mereka tampak seperti orang biasa dan normal.

18