Semarang, Gatra.com - Tani Merdeka menggelar Kongres I di Kota Semarang, Sabtu (29/6). Kongres untuk mencari format dan formulasi sistem kebijakan bidang pertanian agar petani sejahtera.
Ketua Umum DPP Tani Merdeka, Don Muzakir, mengatakan, ketahanan pangan menjadi salah satu program yang gencar digalakan pemerintah. Ia menilai program itu harus diimbangi dengan jaminan kesejahteraan para petani.
“Jadi kami ingin menjembatani pemerintah agar semua program yang pro petani benar-benar dirasakan petani. Sampai tingkat desa,” ungkapnya.
Baca Juga: Wirausahawan Muda Pertanian Terus Didorong Kementan Demi Hasilkan Pertanian Modern
Di Jawa Tengah, jelas Don, sudah ada 7.200 Posko Tani Merdeka yang tersebar di 8.500 desa, dan 29 Kabupaten. Posko-posko inilah yang akan menjadi wadah berbagai program, dan menyelesaikan masalah petani. Nantinya petani bisa menanyakan program Prabowo-Gibran di posko tersebut.
“Termasuk persoalan pupuk langka. Kami ingin program pemerintah Prabowo-Gibran memiliki korelasi langsung ke daerah khususnya Jawa Tengah,” sebutnya.
Tani Merdeka beranggotakan kaum tani, buruh, nelayan, dan peternak. Persoalan yang dihadapi di akar rumput adalah petani kesulitan mendapatkan pupuk subsidi. Tani Merdeka merupakan organisasi relawan yang mewadahi para petani.
Dibentuk atas usul Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang memiliki perhatian besar terhadap para petani, terutama mereka yang kesulitan mendapatkan pupuk. “Jika kita ingin mewujudkan ketahanan pangan, ya kesejahteraan dan masa depan petani diperhatikan,” tambahnya.
Baca Juga: Petani di Semarang Bulat Satu Komando Menangkan Cagub Sudaryono
Ketua Pembina Tani Merdeka, Sudaryono mengatakan, persoalan yang dihadapi petani cukup kompleks. Untuk itu, harus dicarikan solusi konkret untuk menyelesaikannya. Pihaknya menjadi salah satu pihak yang getol untuk menghapuskan kartu tani karena dinilai tidak efektif.
“Kartu tani sudah dihapus. Dengan begitu, petani lebih mudah mendapatkan pupuk bersubsidi,” ujarnya.
Sudaryono yang juga Calon Gubernur Jateng ini persoalan lain petani setiap musim panen harga turun. Sehingga dalam hal ini petani yang dirugikan. Ia akan terus memperjuangkan bagaimana agar harga saat panen bisa stabil sehingga petani bisa untung.
“Saya sudah berkeliling se Jateng, salah satu masalahnya memang ada tengkulak. Nah kita ingin memberikan solusi dan memperjuangkan bagaimana ketika saat panen harga stabil. Petani harus dilindungi dan disejahterakan, tetapi harga jual juga tidak boleh merugikan konsumen. Jadi semua diuntungkan,” tegasnya.