Solo, Gatra.com - Agenda kompetisi lantunan kitab suci umat Hindu, Utsawa Dharmagita (UDG), digelar di Pura Mangkunegaran Surakarta mulai Senin (8/7). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Ditjen Bimas Hindu) Kementerian Agama (Kemenag) pada 8 - 12 Juli 2024.
Agenda tingkat nasional ke-15 ini diikuti oleh 1.561 orang, terdiri dari 1.324 peserta dan 237 official.
“UDG ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran kitab suci Veda beserta susastra Hindu dalam upaya memperkokoh karakter bangsa,” kata Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI, Duija, saat konferensi pers UDG XV di Solo, Selasa (9/7).
Selain itu, UDG digelar untuk memperkuat sikap moderasi beragama dan meningkatkan kerukunan umat beragama serta meningkatkan kajian kitab suci Weda dan Susastra Weda dalam mendukung pembangunan literasi bangsa.
Tahun 2024 ini, ajang UDG mengusung tema 'Dharmagita dari Paramaçastra menuju Paramatattva' yang memiliki arti ‘Dari Seni Sastra Menuju Kebenaran Substantif’.
“Tema ini merepresentasikan eksistensi seni sastra yang kian penting untuk dilestarikan sekaligus sebagai landasan filosofis kebenaran,” jelas Duija.
Dharmagita adalah seni melafalkan kitab-kitab suci Weda. Nilai-nilai ajaran agama Hindu yang adiluhur tersirat di kitab suci dan kitab-kitab susastra Hindu, baik yang berbahasa Sansekerta, Jawa Kuno, maupun yang berbahasa daerah.
Menurut Duija, sastra Hindu perlu digali melalui seni keagamaan atau dharmagita ini agar mudah dipahami dan dihayati.
“Dharmagita sebagai nyanyian suci keagamaan Hindu memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Hindu di seluruh Indonesia," katanya.
Dharmagita dilombakan dalam bentuk Utsawa Dharmagita dari tingkat daerah sampai tingkat nasional. Di kalangan umat Hindu, Dharmagita memiliki keragaman dalam bahasa, irama lagu, dan cara- cara melantunkannya.
"Dharmagita sebagai budaya luhur yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia patut dilestarikan, dibina, dan dikembangkan lebih luas lagi. Tidak hanya di kalangan generasi tua ataupun tokoh-tokoh agama Hindu, melainkan juga kepada generasi muda, remaja, dan anak-anak," tandasnya.