Home Ekonomi Makanan Siap Saji Jadi Solusi Ibadah Haji, Arab Saudi Berikan Penghargaan ke Penyedia Katering dari Solo

Makanan Siap Saji Jadi Solusi Ibadah Haji, Arab Saudi Berikan Penghargaan ke Penyedia Katering dari Solo

Solo, Gatra.com - Penyedia layanan makanan dari Indonesia, PT Halalan Thayyiban (Hati), mendapatkan penghargaan dari pihak Arab Saudi karena memberikan layanan makanan selama ibadah haji secara baik. 

Penghargaan diberikan oleh PT Mashariq Mutamayyizah (Rakeen), perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah Arab Saudi untuk memberi pelayanan pada jemaah haji. Layanan prima PT Hati yang berbuah penghargaan tersebut tak lepas dari capaian PT Hati mendapat rekomendasi dari Kementerian Agama RI.

Melalui produk kuliner MakanKu, PT Hati dinilai sukses melayani kebutuhan konsumsi jemaah haji selama lima hari di tiga tempat, yakni Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Mereka menyediakan 1.286.400 porsi makanan untuk jemaah haji Indonesia melalui Kemenag dan 218.400 porsi untuk hotel di Makkah.

Penghargaan tersebut diberikan oleh PT Mashariq dalam syukuran pelayanan ibadah haji di Makkah, Rabu (26/6) lalu. Penghargaan diterima oleh Direktur Utama PT Hati, Sugiri.

Pemilik PT Hati, Puspo Wardoyo, mengatakan pihaknya selalu berusaha untuk memenuhi standar tinggi pemerintah Arab Saudi dalam layanan makanan mengacu pada SFDA (Saudi Food and Drug Authority). ”Standar ini tidak hanya untuk makanan yang dijual, tapi juga makanan yang diperuntukkan bagi pelayanan haji,” katanya.

Menurutnya, sangat tidak mungkin melayani jemaah haji menggunakan metode katering tradisional. Untuk itu, PT Hati memberikan layanan makanan cepat saji untuk ribuan jemaah haji Indonesia dalam waktu singkat. Masakan harus dimasak, dikemas, dan dikirim di hari yang sama demi menjaga cita rasa.

”Betapa susahnya mengelola hal tersebut. Apalagi saat ini kurang lebih ada sepuluh juta makanan tiap harinya yang harus diproduksi untuk tiga kali produksi dan tiga kali makan, sehingga layanan makan ini yang membuat seperti layaknya Hell's Kitchen, pressure-nya sangat tinggi,” kata Puspo menyebut sebuah acara TV masak-memasak.

Penyediaan makanan untuk jemaah haji Indonesia dengan sistem fresh catering juga punya tantangan tersendiri. Lokasi maktab yang jauh membuat jemaah harus berangkat sebelum salat Duhur dan baru pulang usai salat Isya.

”Makanan fresh catering ini hanya layak dikonsumsi 3 - 4 jam di suhu ruang. Kendala lainnya, fresh catering adalah masalah transportasi. Sebab akses infrastruktur jalan yang tidak mencukupi menjadi kendala utama untuk pendistribusian makanan,” katanya.

Untuk itu, Puspo yakin, makanan siap saji menjadi solusi dalam layanan makan bagi jemaah haji. ”Dengan penghargaan ini, kami berkomitmen untuk lebih baik lagi dalam meningkatkan kualitas layanan makanan haji,” ujarnya.

 

23