Home Nasional Alissa Wahid: Kemenag Berhasil Lakukan Transformasi Birokrasi dan Layanan dengan Cermat 

Alissa Wahid: Kemenag Berhasil Lakukan Transformasi Birokrasi dan Layanan dengan Cermat 

Yogyakarta, Gatra.com - Pegiat gerakan sosial dan pengembangan masyarakat Alissa Wahid menilai Kementerian Agama (Kemenag) mampu melakukan terobosan besar dalam pengelolaan birokrasi dan layanannya sehingga publik semakin terlayani dengan baik. 

Bukti keberhasilan itu antara lain ditandai adanya transformasi layanan di Kemenag yang serba digital. 

“Selain memudahkan akses, digitalisasi layanan ini juga menghadirkan aspek kecepatan dan transparansi,” ujar Alissa Wahid di depan puluhan mahasiswa dan enterpreneur muda pada ajang Indonesia Marketing Festival (IMF) 2024 yang digelar oleh MarkPlus Institute di Kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Rabu (31/7).

Baca Juga: Mahasiswa di Yogya Ikut Bimbingan Remaja Usia Nikah dari Kemenag

Capaian yang dilakukan oleh Kemenag, menurut Alissa, adalah sebuah langkah maju dan membanggakan. Sebab dia mengakui transformasi di sebuah kementerian atau lembaga (K/L) bukanlah hal mudah. 

"Transformasi di kementerian dan lembaga itu sangat kompleks dan sulit. Selain tidak berbasis profit seperti perusahaan, sanksi kepada pegawai juga tak ada. Jika pegawai tak mendukung program pun tidak sampai dipecat," ujar komisaris di dua perusahaan multinasional ini. 

Menurut Alissa, di antara kunci keberhasilan Kemenag melakukan transformasi adalah keberaniannya untuk menggandeng mitra-mitra strategis secara efektif. Pihak terkait itu dilibatkan untuk memetakan masalah, mendesain solusi dan membantu menyiapkan program terbaik. 

Pada aspek layanan publik misalnya, saat ini sudah hampir semua serba terdigitalisasi. Bahkan Kemenag juga meluncurkan aplikasi 'Pusaka' yang memiliki banyak jenis layanan.

Selain transformasi digital, program besar lain yang diusung Kemenag adalah Revitalisasi Kantor Urusan Agama (KUA), Kemandirian Pesantren, Penguatan Moderasi Beragama, cyber Islamic University, Tahun Kerukunan Umat Beragama dan Religiousity Index.

"Terus terang sekarang layanan digital di Kemenag lebih banyak. Perubahan budaya birokrasi dan program ini mulai dilakukan tahun 2020 (era Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas). Intinya di era perkembangan teknologi yang tumbuh cepat ini, institusi harus cermat dalam melakukan transformasi," terang aktivis sosial bernama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid tersebut. 

Berpijak kesusksesan di Kemenag, Alissa mendorong para mahasiswa dan enterpreneur wilayah Yogyakarta, Solo dan Semarang (Joglosemar) untuk terus melakukan transformasi dalam kehidupannya. 

Baca Juga: Alumni MCH: Haji 2024 Sukses karena Kemenag Berani Buat Inovasi

Pesan ini, menurut putri sulung Gus Dur ini penting karena seringkali pengusaha muda mudah terjebak pada romantisme kesuksesan. Ini yang menyebabkan mereka berlaku monoton, mudah puas dan menikmati zona kenyamanan. 

"Mengelola bisnis yang mapan tidak mudah. Sebagai entrepreneur harus terus berupaya melakukan progress (perubahan) untuk perusahaan. Termasuk harus memiliki target menjadi business owner, bukan entrepreneur terus," katanya. 

Pandangan serupa dikatakan Wakil Dekan Bidang Aset, Keuangan dan SDM Fakultas Pertanian UGM Siti Ari Budhiyanti yang membuka ajang IMF 2024 bertajuk Pilot Marketing Flying in Turbulence tersebut. 

Menurut Ari, kemajuan teknologi digital seharusnya jadi peluang bagi pengusaha muda untuk mengembangkan dan memajukan bisnis. "Platform digital ini efektif untuk membantu memasarkan produk termasuk hasil-hasil pertanian,” katanya.

264