Home Nasional Donald Trump Ditembak saat Kampanye, Ini Analisis Pakar Intelijen

Donald Trump Ditembak saat Kampanye, Ini Analisis Pakar Intelijen

Jakarta, Gatra.com – Kandidat calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump ditembak saat sedang kampanye di Pennsylvania, AS. Dalam insiden tersebut, mantan Presiden AS itu mengalami luka dan berhasil dievakuasi. Sementara pelaku berhasil ditembak mati oleh anggota Secret Service. FBI dilaporkan memimpin investigasi percobaan terhadap pembunuhan Trump.

Pengamat intelijen dan pertahanan Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan, penembakan calon presiden AS Donald Trump di Pennsylvania, tidak bisa dianggap sepele dan tak mungkin terjadi di negara lain termasuk Indonesia.

“Padahal AS memiliki beberapa lembaga Intelijen ada CIA, FBI, Homeland, dan Intelijen di institusi militer mereka. Kejadian ini harus dianalisis secara terintegasi. Butuh waktu sampai diketahui embrio kejadian,” kata Susaningtyas dalam keterangannya kepada Gatra.com pada Ahad, 14 Juli 2024.

Wanita yang karib disapa Nuning itu mengatakan, terdapat beberapa kemungkinan atau probalitas asal penembakan terhadap Trump. Di antaranya, pertama, bisa berasal dari lawan politik atau presiden incumbent dan unsur politik lain yang tidak menyukai Trump. Kedua, anggota masyarakat yang tidak suka pada kebijakan Trump saat menjadi Presiden AS mengingat kepemilikan senjata agak bebas di AS.

“Analisa selanjutnya bisa jadi kaki tangan negara lain yang khawatir bila Trump menang akan mengganggu kekuasaan dan hegemoni mereka,” ucap Nuning. Kemungkinan terakhir, penembakan didesain dari pihak Donald Trump sendiri yang memainkan image playing victim di tahun politik.

Nuning menyebut, dalam bidang intelijen, pulbaket (proses pengumpulan bahan keterangan) tidak bisa hanya informasi yang bersifat official saja yang dikimpulkan, melainkan juga dari masalah pribadi (musuh pribadi). Mantan anggota Komisi I DPR itu menyatakan, pihak berwenang di AS harus melakukan Scientific Crime Investigation dengan teliti.

Dirinya menyebut, jajak pendapat di Pennsylvania menunjukkan persaingan ketat antara Biden dan Trump masih sangat fluktuatif, meski tentu saja pasti ada irisan antara kedua Capres tersebut. Jajak pendapat di negara bagian, lanjut Nuning, menjadi medan pertempuran untuk pemilu tahun 2024 jarang terjadi akhir-akhir ini.

“Namun hasil terbaru dari Universitas Quinnipiac menunjukkan Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump pada dasarnya sama-sama berada di Pennsylvania, dengan Trump mendapatkan dukungan dari 47% pemilih terdaftar dan Biden mendapatkan 45 suara % dalam pertarungan hipotetis,” katanya.

Nuning mengatakan, semua pihak harus bersabar sekitar tiga hari atau lebih untuk mendapatkan hasil analisa yang lengkap terkait kejadian penembakan ini. “Pengungkapan dalam bentuk apapun pasti akan berdampak bagi pemilu di AS. Jika penembakan ini berasal dari pihak lawan politik bisa dikatakan perbuatan bodoh karena justru bisa meningkatkan simpati kepada Trump,” pungkasnya.

97