Home Ekonomi Antara Biden atau Trump yang Menang, Kadin Tetap Akan Terbuka dan Siap Kerja Sama dengan AS

Antara Biden atau Trump yang Menang, Kadin Tetap Akan Terbuka dan Siap Kerja Sama dengan AS

Jakarta, Gatra.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan terbuka dan siap bekerja sama dalam hal ekonomi dan bisnis dengan Amerika Serikat (AS), terlepas siapapun yang nantinya terpilih menjadi presiden AS periode 2025-2029.

“Buat kita, itu mau Biden, itu mau Trump, mau Partai Demokrat, mau Partai Republika, kita akan bekerja sama dengan AS. Karena ‘kan jelas, kita secara Indonesia memiliki politik bebas aktif. Kadin selalu ingin bekerja sama,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, dalam konferensi pers, di Jakarta Selatan, Senin (15/7).

Dirinya menyoroti bahwa Kadin merupakan entitas pengusaha, bukan pihak Pemerintah ataupun politisi. Maka dari itu, kerja sama dalam hal ekonomi dan bisnis akan terus berjalan dengan negara manapun. Contohnya Myanmar yang punya dinamika politik tersendiri.

“Kami terus berhubungan dengan teman-teman pengusaha di sana (Myanmar). Kenapa? Bukan dosa mereka ‘kan. Kita fokus terhadap usahanya, apapun yang terjadi di negara manapun, ya dagang bisa jalan terus ‘kan,” tutur Arsjad.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta Kamdani, menuturkan peran Kadin adalah menjembatani dan memfasilitasi pengusaha Indonesia dengan luar negeri, termasuk pengusaha Indonesia dan AS.

“Kami juga berperan di dalam kiprah Indonesia melalui Indo-Pacific Partnership Economic Forum (IPEF). Seperti yang diketahui itu diinisiasi oleh Amerika dan beberapa negara ASEAN lainnya juga bergabung,” kata Shinta.

Terkait IPEF, lanjut Shinta, Pemerintah Indonesia telah menyelesaikan empat area yaitu supply chain perdagangan, digitalisasi, ekonomi hijau, dan sisi intellectual property dan lain-lain.

“Di dalam IPEF itu banyak sekali capacity building, termasuk sekarang AS sedang meningkatkan dari segi critical mineral dan lain-lain. Ini juga sesuatu yang akan terus didorong, termasuk supply chain dari Electric Vehicle (EV) dan lain-lain,” lanjut dia.

Shinta turut menjabarkan perbedaan model kerja sama Indonesia antara pemerintahan Biden dan Trump. Menurutnya, Biden lebih cenderung mengajak kerja sama secara regional (terlihat dari IPEF yang regional), berbeda dengan Trump yang bersifat pragmatis, sehingga bisa lebih banyak bertransaksional.

“Kalau pengalaman kita yang lalu, dia sangat pragmatis dan deal-nya itu bisa lebih langsung transaksional. What’s in it for you, what’s in it for me. Walaupun di dalam Amerika itu (perundingan ekonomi dengan AS) sangat kental dengan kepentingan,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menyebutkan salah satu contoh hasil kerja sama Indonesia dengan AS saat Trump menjabat yaitu limited trade deals untuk spesifik area atau sektor tertentu, seperti Indonesia bisa ekspor tekstil ke AS dan Indonesia bisa mengimpor katun atau kapas dari AS.

“Mungkin kalau kita punya perjanjian seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Free Trade Agreement (FTA) itu dengan AS tidak begitu mudahnya. Jadi kita biasanya dengan limited trade deal untuk specific area, kita membuat deal gitu. Ini kesempatan yang kita mau ambil lagi mungkin nanti dengan Trump jika Trump terpilih,” ungkap Shinta.

23