Jakarta, Gatra.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, total transaksi perdagangan di Bursa Karbon Indonesia atau IDX-Carbon hingga 22 Jun 2024 mencapai Dp36,8 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 609 ribu ton setara karbondioksida (CO2e).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif & Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, untuk pengguna jasa karbon yang telah terdaftar di IDX-Carbon sudah mencapai 68 entitas institusi.
“Terjadi transaksi yaitu sebesar 609 ribu ton CO2 ekuivalen atau senilai Rp36,8 miliar,” kata Inarno dalam acara webinar Perdagangan dan Bursa Karbon Indonesia yang digelar Gatra Media Group secara virtual pada Selasa (23/7).
Menurut Inarno, transamsi perdagangan karbon melalui Bursa Karbon Indonesia saat ini terus berkembang positif. Adapun, dari total transaksi perdagangan tersebut berasal dari 3 proyek yakni proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 Pertamina Geothermal Energy, proyek pembangkit listrik bahan bakar gas Bumi Muara Karang, dan proyek pembangkit listrik tenaga air Mini Hydro Gunung Wugul.
Sebagaimana diketahui, pada tanggal 26 September 2023, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan perdagangan karbon melalui Bursa Karbon Indonesia atau IDX-Carbon yang merupakan salah satu upaya Indonesia untuk mendukung target pemenuhan Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia di tahun 2060.
“OJK bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan yang terkait akan terus berkomitmen mendukung berbagai inisiatif dalam meningkatkan perdagangan unit karbon,” jelasnya.