Home Internasional Trump Akan Menunjuk Mantan Eksekutif Boeing Patrick Shanahan Sebagai Menteri Pertahanan

Trump Akan Menunjuk Mantan Eksekutif Boeing Patrick Shanahan Sebagai Menteri Pertahanan

Washington DC, Gatra.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana menunjuk Patrick Shanahan sebagai Menteri Pertahanan, begitu pengumuman White House pada hari Kamis (9/5) waktu setempat. 

Jika rencana ini dikabukan Senat, Shanahan akan bergabung dengan lebih dari selusin anggota yang memimpin departemen tanpa pengalaman militer. 

Shanahan, yang tidak memiliki latar belakang militer merupakan Pejabat Sementara Menteri Pertahanan, telah bekerja untuk Boeing selama lebih dari 30 tahun sebelum ditunjuk Trump untuk mengabdi sebagai deputi menteri pertahanan pada 2017. 

Dia akan ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan pada tahun ini setelah menteri sebelumnya, James Mattis, tidak masuk dalam rencana kabinet Trump.

“Pejabat Sekretaris Pertahanan Shanahan telah membuktikan selama beberapa bulan terakhir bahwa dia melebihi kualifikasi yang diperlukan untuk memimpin Departemen Pertahanan, dan dia akan melanjutkan pekerjaan bagusnya.” terang Sarah Sanders, humas White House yang dikutip dari NBC news. 

Apabila Senat sudah menyetujui keputusan ini, Shanahan akan bergabung dengan anggota departemen pertahanan dari unsur sipil lainnya. Yang terbaru adalah, Ashton Carter, yang menjabat sebagai sekretaris pertahanan pada era Presiden Barrack Obama. Ia juga tidak memiliki pengalaman di bidang militer sebelumnya.

Shanahan merasa terhormat dengan penunjukkan dirinya oleh Trump. “Jika disetujui Senat, saya akan melanjutkan implementasi agresif Strategi Pertahanan Nasional kita. Saya tetap berkomitmen untuk memodernisasi pasukan, sehingga para Prajurit, Pelaut, Penerbang, dan Marinir kami yang luar biasa memiliki segala yang mereka butuhkan untuk menjaga keamanan militer dan negara,” tutur Shanahan.

Mattis, seorang pensiunan jenderal Korps Marinir bintang empat yang menerima pengabaian khusus dari Kongres untuk bertugas meskipun ada hukum yang melarang para perwira pensiunan baru untuk mengepalai Departemen Pertahanan, mengundurkan diri sebagai kepala Pentagon pada 20 Desember 2018. Dia mengirimkan surat kepada Trump yang secara implisit mengkritik keputusan militer presiden.

Dalam suratnya, Mattis mengingatkan Trump yang tidak memperlakukan sekutu dengan respek dan tidak bisa memastikan dengan jelas musuh negara dan kompetitornya. Mattis mengatakan pada presiden dalam suratnya bahwa Trump harus memilki kepala pertahanan yang memiliki pandangan sama dengannya.

"Pandangan saya tentang memperlakukan sekutu dengan hormat dan juga kejelasan tentang musuh serta pesaing strategis sangat dipegang dan selalu diinformasikan selama lebih dari empat dekade dalam masalah ini," tulis Mattis.

Surat pengunduran Mattis tersebut memicu kemarahan Trump yang kemudian mengambil langkah untuk memecatnya dalam beberapa hari yang akan datang melalui akun twitter resminya. 

Pada 23 Desember 2018, Trump mengumumkan pensiunan jendral tersebut untuk meninggalkan pos nya pada 1 Januari 2019, dua bulan lebih awal dari tanggal pengunduran diri yang ditulis Mattis. Bersamaan dengan itu, Trump menunjuk Shanahan sebagai pejabat sementara.

Keputusan Mattis mengundurkan diri disebabkan setelah Trump tampak secara sepihak bergerak untuk menarik pasukan AS dari Suriah. Sang presiden juga memerintahkan penarikan 7.000 tentaranya dari Afghanistan.

1104