Home Gaya Hidup Sri Mulyani Yakin UPGRIS Mampu Ciptakan Aplikasi Pendidikan

Sri Mulyani Yakin UPGRIS Mampu Ciptakan Aplikasi Pendidikan

Semarang, Gatra.com - Pada Era sekarang, peran dari guru bisa digantikan oleh sebuah teknologi sehingga terciptalah sebuah aplikasi seperti ruang guru yang mampu menjawab banyak pertanyaan siswa atau murid selama tidak belajar di sekolahan.

Oleh karena itu, para mahasiswa atau lulusan universitas keguruan seperti UPGRIS diharapkan dapat menciptakan start up di bidang pendidikan karena dengan inovasi dalam bentuk aplikasi  dapat mempermudah anak didik dalam memahami pelajaran atau proses belajar-mengajar

Harapan itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam orasi ilmiahnya  pada Dies Natalies ke-38 Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Jl. Sidodadi Timur, Semarang Timur, Selasa (23/7).

Sri Mulyani berkeyakinan, banyak talenta-talenta berbakat dari mahasiswa UPGRIS yang mampu membuat terobosan inovasi atau start up dalam bidang pendidikan. Sebab, selama ini start up dunia pendidikan masih minim,

“Tadi saya lihat tari gambyongnya bagus sekali, apakah tidak mungkin nanti adik-adik mahasiswa ini membuat sebuah video tutorial menari gambyong, lalu di unggah di youtube, itukan salah satu inovasi teknologi juga" kata Sri Mulyani di depan ratusan akademisi yang memadati gedung Balairung UPGRIS Semarang.

Dalam orasi ilmiahnya yang bertema membantu sumber daya manusia kompetitif dalam menghadapi era society 5.0,

Menteri asal Kota Semarang itu menambahkan dalam waktu dekat dunia akan menghadapi era society 5.0."Bagaimana peluang dan tantangan era tersebut. Serta bagaimana Indonesia bisa menangkap peluang tersebut untuk menjadi negara maju," tuturnya.

Ia menyampaikan era society merupakan lanjutan revolusi industry 4.0. Coraknya adalah kehadiran internet, teknologi informasi dann artificial intelligence yang berkembang pesat. Untuk itu pemerintah meluncurkan program Making Indonesia 4.0.

"Program itu berisi 10 pilar strategi dan 5 sektor unggulan. Beberapa pilar yaitu harmonisasi aturan dan kenijakan, membangun infrastruktur digital dan peningkatan Sumber Daya Manusia," katanya. Adapun lima sektor unggulan yang diprediksi mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi yaitu makanan-minuman, otomotif, kimia, elektronik, dan tekstil.

Sri Mulyani bercerita bahwa Jepang meluncurkan society 5.0 pada saat jadi tuan rumah G-20. "Intinya berpusat pada manusia didukung sistem mengintegrasikan antara dunia maya dengan dunia nyata. Ini axalah eksperimentasi di mana batas antara dunia nyata dan dunia maya akan menjadi semakin kabur," ujarnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebut Indonesia memiliki bonus demografi hingga 2035. Berbeda  dari jepang yang punya isu social aging. "Kita Tidak boleh melihat ide society 5.0 tidak relevan bagi indonesia. Justru kita menyiapkan diri dari sekarang agar dunia pendidikan (pada masa depan) terbiasa menggunakan big data, AI, hingga teknologi informasi," katanya.

Pada era revolusi Industri saat ini, kata Sri Mulyani, negara berkembang punya momentum mengubah dirinya, termasuk Indonesia. Tantangannya adalah peningkatan SDM Indonesia. Saat ini penghuni mayoritas dunia kerja adalah berpendidikan dasar sebanyak 70 persen. Lalu 12 persen pendidikan tinggi dan vokasi 11 persen.

"Tantangan membuat sdm jadi kreatif dan produktif adalah melalui Life long learning atau belajar sepanjang hayat," ujarnya.

Rektor UPGRIS, Muhdi, Dies Natalies ke-38 menunjukkan bahwa universitas sudah tidak muda lagi tapi juga tidak begitu tua. Ia berharap dalam ulang tahun yang ke-38, UPGRIS makin mampu berkembang dan membanggakan semua pihak. 

Hingga saat ini, jumlah dosen UPGRIS sebanyak 386 orang.  Dari jumlah tersebut, 20 persen di antaranya  berkualifikasi S-3. "Banyak dosen yang masih menempuh pendidikan baik di dalam maupun luar negeri," katanya.

 

234