Home Gaya Hidup Yayasan ORIK Klarifikasi Berita Soal SAD di Jambi Ekspres

Yayasan ORIK Klarifikasi Berita Soal SAD di Jambi Ekspres

Tebo, Gatra.com - Pasca penangkapan pengurus dan anggota Serikat Mandiri Batanghari (SMB) dan sejumlah warga Suku Anak Dalam (SAD) di Distrik VIII PT WKS, Jambi, sampai saat ini masih berdampak pada kehidupan warga SAD. Bahkan mereka mengalami trauma yang mendalam.

Tidak itu saja, mereka saat ini terpaksa hidup di kebun-kebun sawit tanpa ada bahan makanan dan ketersediaan pakaian. Pasalnya, rumah beserta isi rumah yang selama ini mereka tempati di Sungai Ibul Distrik VIII WKS telah hangus terbakar.

"Hidup mereka (SAD) saat ini sangat memprihatinkan sekali. Tidak ada tempat tinggal, tidak ada bahan makanan dan pakaian," kata Pendamping SAD di Tebo, Ahmad Firdaus, Jumat (9/8).

Dengan kondisi tersebut, Firdaus menyayangkan pemberitaan media daring jambiekspres yang berjudul WKS Berdayakan SAD di Distrik VIII pada Rabu (7/8).

Dia selaku pendamping SAD dari Yayasan Orang Rimbo Kito (ORIK) yang mendampingi kelompok Temenggung Apung dan Temenggung Tupang Besak menerangkan isi beritanya membingungkan. Sebab pada isi berita tidak dijelaskan kapan waktu kegiatan tersebut (hari, tanggal, bulan dan tahun). "Dalam berita tersebut waktunya hanya ditulis kemarin. Jadi kita bingung, apakah itu sebelum atau sesudah insiden SMB," ujar Firdaus.

Untuk itu, demi keseimbangan pemberitaan, pemahaman yang utuh bagi masyarakat, serta hak yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, dia menyampaikan koreksi berita dan pemuatan klarifikasi atas materi pemberitaan dimaksud.

"Kami memahami bahwa berita tersebut merupakan hasil peliputan yang dilakukan oleh wartawan jambiekspres atas komentar yang diberikan oleh Direktur Corporate Sosial Responbility (CSR), Slamet Irianto kepada  jambiekspres. Namun demikian, perlu dijelaskan waktu kegiatan tersebut (hari, tanggal, bulan dan tahun) agar tidak membingungkan masyarakat (pembaca)," kata dia.

Firdaus menyampaikan isi berita tersebut kondisinya sangat berbeda dengan fakta di lapangan. Yang mana saat ini puluhan warga dari Temenggung Tupang Besak dan Temenggung Bujang Itam masih mengalami trauma dan tinggal di kebun-kebun sawit.

Bahkan kata dia, kondisi kehidupan mereka sangat prihatin, tidak ada ketersediaan bahan makanan, pakaian seadanya dan tidur di bawah pohon sawit karena rumah mereka di Sungai Ibul Distrik VIII PT WKS Kabupaten Tanjung Jabung Barat sudah dibakar.

"Hal yang sama juga terjadi dengan beberapa keluarga Temenggung Apung di Simpang Stop, Desa Muara Kilis Kacamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo, yang saat ini keluarganya masih ditahan di Mako Polda Jambi," ujar dia lagi.

Begitu juga dengan foto warga SAD yang tertera pada berita yang telah diupdate oleh media daring jambiekspres, justru saat ini beberapa dari warga SAD di dalam foto tersebut masih ditahan dan tengah menjalani proses hukum di Mako Polda Jambi.

"Dasar itu, saya sebagai pendamping SAD juga selaku Ketua Yayasan ORIK mengunakan hak koreksi berita dan pemuatan klarifikasi. Ini saya sampaikan dengan harapan masyarakat dapat mengetahui dan memahami secara utuh kondisi terkini kelompok SAD pasca penangkapan pengurus dan anggota SMB di Distrik VIII," kata dia.

Firdaus berharap koreksi berita dan pemuatan klarifikasi tersebut dapat dimuat di laman jambiekspres sebagai wujud penyampaian infromasi yang berimbang kepada masyarakat.

"Permintaan koreksi berita dan pemuatan klarifikasi ini akan saya buat secara tertulis dan akan saya sampaikan kepada Pemimpin Redaksi jambiekspres. Juga saya tembuskan kepada Dewan Pers di Jakarta, Gubenur Jambi di Jambi, Kapolda Jambi di Jambi, PT WKS di Jambi, serta sejumlah media cetak, elektronik dan daring," katanya.

Kondisi tersebut dibenarkan oleh Temenggung Tupang Besak. Dia mengatakan ada sekitar 20 KK dari warga dia dan Temenggung Bujang Itam tinggal di Sungai Ibul Distrik VIII PT WKS. "Warga kami sekarang cuma bisa nangis-nangis. Sebab kami tidak punya apa-apa lagi, rumah kami sudah dibakar," kata Tupang.

634