Jakarta, Gatra.com – Indonesia akan segera membangun empat pabrik baru, untuk meningkatkan produksi metanol dalam negeri. Diharapkan, nantinya angka impor metanol dapat berkurang dalam kurun waktu beberapa tahun.
Sekretaris Ditjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin, Muhammad Khayam mengatakan, empat pabrik itu yakni PT Chandra Asri II Petrochemical Tbk, PT Lotte Chemical Titan Tbk, PT Pupuk Kaltim Metanol Industri, dan satu pabrik di Bintuni.
Untuk nilai investasinya, PT Chandra Asri II Petrochemical Tbk akan dibangun menggunakan anggaran sebesar US$ 5 miliar. Sedangkan PT Lotte Chemical Titan Tbk sebesar US$ 4 miliar, PT Pupuk Kaltim Metanol Industri yang berada di Bontang sebesar US$ 1-2 miliar, dan pabrik di Bintan sebesar US$ 1 miliar.
“Untuk nilai investasi di Chandra Asri II itu ada US$ 5 miliar, Lotte ada sekitar US$ 4 miliar. Kemudian kita sedang menyiapkan [pabrik petrokimia] Bintuni [Papua Barat] kira-kira USD1 miliar. Nah ini juga antara USD 1-2 miliar di Bontang,” kata Khayam.
Adanya empat pabrik itu, Khayam meminta industri petrokimia bisa meningkatkan produksinya, terutama metanol. Selanjutnya, investasi kemungkinan ikut melonjak. Nantinya, suplai metanol Indonesia juga akan bertambah.
Produksi PT Pupuk Kaltim Metanol Industri diproyeksikan akan mencapai 660.000 ton metanol/tahun. Sementara di Bintuni, Papua Barat, diharapkan mampu memproduksi 950.000 ton metanol/tahun.
“Untuk dua proyek pabrik lainnya, kami masih belum bisa memastikan secara rinci berapa produksi yang akan dihasilkan dari masing-masing pabrik itu,” imbuh Khayam.
Tidak hanya itu, Khayam berharap, produksi metanol dalam negeri dapat meningkat hingga 1,5 juta ton per tahunnya. Lebih tinggi dari sebelumnya, yang hanya mampu memproduksi sebanyak 1,2 juta ton metanol per tahun saja.